
Lengkong, Jumpaonline – Partai politik yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) berfungsi sebagai wadah politik kampus. Terdapat lima partai yang terdaftar antara lain, Jong Pasundan, Jendela Kesatuan, Partai Solidarity For Revolutioner (Pasfor), Pinus dan Konsolidasi Mahasiswa Pasundan (Kompas).
Sumardhani, Wakil Dekan 3 FISIP Unpas mengatakan, Partai berperan sebagai media aspirasi mahasiswa FISIP Unpas. Partai mewadahi suara mahasiswa, bentuk dari kegiatannya Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira). Pemira merupakan bentuk aspirasi mahasiswa yang berfungsi untuk pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) serta anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM).
“Pemira diadakan setiap satu tahun sekali untuk pergantian, baik itu legislatif (DPM) maupun eksekutif (BEM dan HIMA),” ujar Sumardhani saat ditemui tim Jumpa di ruang Dekanat pada Selasa, 12 Maret 2019.
Sosialisasi dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) melalui perkenalan pada masa ospek fakultas. Selain itu, sosialisasi pun diadakan oleh masing-masing partai melalui kegiatannya masing-masing.
“Ada dua bentuk yang saya ketahui, yang pertama bisa melalui KPUM pada masa pengenalan fakultas, juga dari partai itu sendiri,” ucap Dinda, mahasiswa Hubungan Internasional 2016, ketua partai Jong Pasundan.
Dinda menambahkan, selain menjadi ajang politik kampus, partai berfungsi menghindari organisasi luar masuk ke ranah kampus. Organisasi eksternal bisa membawa kepentingan-kepentingan lain bagi FISIP Unpas.
“Partai politik itu untuk mencegah adanya organisasi eksternal masuk, agar tidak ada kepentingan-kepentingan lain masuk ke FISIP,” tambah Dinda.
Menurut Arini Permata Sari, mahasiswa Hubungan Internasional 2017, ketua partai Jendela Kesatuan mengatakan, Partai merupakan ajang komunikasi dan diskusi politik. Pendidikan dan diskusi politik menjadi kegiatan partai di FISIP Unpas. Arini menambahkan, kegiatan partai tidak hanya membahas tentang politik saja. Diskusi mengenai hal fundamental salah satu kegiatan dilakukan partai itu sendiri.
“Bukan hanya tentang politik, seperti kemarin mendiskusikan isu gender,” ucap Arini.
Muhammad Pahlevi, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2017, ketua Partai Solidarity For Revolutioner (Pasfor) mengatakan, agenda selain Pemira, setiap partai juga mempunyai kegiatan masing-masing. Seperti gerakan pungut sampah dan donor darah yang sudah menjadi agenda rutin partai Pasfor.
“Kita selain Pemira setiap tahun ada donor darah dan juga gerakan pungut sampah,” ucap Pahlevi.
Muhammad Syakir Sopyan, mahasiswa Hubungan Internasional 2017, ketua partai Konsolidasi Mahasiswa Pasundan (Kompas), berharap agar peran dan fungsi partai terealisasikan dan menjaga idealisme partai. Tidak hanya untuk meorientasikan kepada jabatan dan suara. Partai harus bisa menjadi edukasi dan komunikasi politik juga berperan untuk kehidupan demokrasi kampus.
“Partai mahasiswa itu harus bisa menjaga idealismenya, yaitu memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Tidak beroreintasi kepada rekrutmen politik dan mengejar jabatan,” tutur Syakir.
Muhammad Firza Shidqi
Anggota Muda LPM ‘Jumpa‘ Unpas