
Bandung, Jumpaonline – Berbagai masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Wilayah Jawa Barat mengadakan seruan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kota Bandung pada Senin, 17 Februari 2025. Aksi ini dilakukan guna meyampaikan keresahan tentang kebijakan yang memengaruhi sektor pendidikan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
Abu Rasyid, selaku Koordinator Lapangan, menjelaskan bahwa, aksi ini berangkat atas keresahan serupa dari dirinya dan para mahasiswa yang dituangkan saat sesi konsolidasi. Dengan begitu, para massa aksi sepakat untuk turun ke jalan lalu menyuarakan bahwa isu ini tidak baik-baik saja.
“Kita perlu ke jalan menyuarakan bahwa ini tidak baik baik saja begitu,” ujarnya.
Abu menambahkan, efisiensi anggaran itu bagus jika dalam sektor yang tepat, namun pemberlakuan efisiensi pada sektor pendidikan kurang tepat. Ia menilai, kebijakan ini dapat berdampak buruk karena indikator kemajuan negara adalah masyarakat yang cerdas, tetapi pemotongan anggaran tidak mendukung hal itu.
“Efisiensi dalam sektor pendidikan itu menurut saya sama sekali tidak ada baiknya karena akan berdampak buruk. Salah satu bukti negara yang maju adalah masyarakat yang cerdas sedangkan [anggaran] pendidikanya dipotong,” ucapnya.
Ilham, selaku peserta aksi, menyampaikan kritiknya terhadap efisiensi anggaran dalam sektor pendidikan yang dinilai sangat krusial. Menurutnya, pemerintah harus sadar dan peduli dengan masyarakat menengah ke bawah yang terkena dampaknya.
“Saya ingin pemerintah lebih sadar, lebih peduli lagi bahwa masyarakat di bawah itu memerlukan mereka. Maksudnya harus ada hubungan timbal baliknya,” tegasnya.
Ilham menambahkan, bagi mahasiswa yang tidak bisa mengikuti aksi demontrasi kali ini masih bisa berkontribusi. Hal tersebut bisa dilakukan melalui media sosial seperti konten-konten dan propaganda yang bisa memunculkan pergerakan.
“Kita sebagai mahasiswa perlu melihat situasi dan isu-isu terkini, di mana hal ini sangat berpengaruh besar dan bisa berjangka panjang,” tuturnya.
KHAIRAN DAYOUNG DERMAWAN
Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: KINANTI ROSNENDAH TAKARIA