Potret Rekha Kersana, S.IP., M.A., salah satu dosen Hubungan Internasional (HI) Unpas sedang memberikan pematerian dalam kelas publik kedua bertajuk “Climate Crisis: What Must We Do?” pada Jum’at, 10 Februari 2023 di Lab HI Kampus 1 Unpas, Jalan Lengkong Besar, Bandung. (Rizki Pranata/JUMPAONLINE

Kampusiana, Jumpaonline- Divisi intelektual Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMHI) Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik (FISIP) Unpas menyelenggarakan kelas publik kedua bertajuk “Climate Crisis: What Must We Do?” bertempat di laboratorium Hubungan Internasional (HI) Kampus 1 Unpas, Jalan Lengkong Besar, Bandung pada Jum’at, 10 Februari 2023.

Aura Nur, ketua pelaksana, menuturkan, bahwa hal yang melatarbelakangi pemilihan tema tersebut karena belum banyak orang yang sadar mengenai isu climate crisis ini. Isu ini menurutnya harus mendapat perhatian lebih.

“Seperti yang kita lihat sekarang sampah yang menggunung di Jakarta atau bahkan binatang paus menelan limbah-limbah plastik, menjadi salah satu bukti bahwa orang-orang masih belum aware tentang masalah lingkungan, karena balik lagi masalah lingkungan itu masalah yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Aura.

Nazila Al Fayed, salah satu mahasiswa Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Islam Indonesia, mengatakan, banyak sekali hal baru yang didapat dari acara ini. Salah satunya dengan mengubah sudut pndang mahasiswa HI, yang tadinya hanya ke arah politik, punya pandangan baru terhadap climate crisis untuk dijadikan penelitian.

“Sebelum acara ini ga concern di isu lingkungan, karena pada umumnya anak HI pasti  lebih ke arah politiknya, tapi dengan adanya acara ini membuka pemikiran saya bahwa climate crisis menarik juga untuk dijadikan penelitian, dikarenakan di penelitian sebelumnya saya cuma meneliti tentang politik doang,” tutur Nazila.

Syaikha Tsaabita, salah satu mahasiswa HI, mengatakan, materi yang disampaikan mendetail, salah satunya mengenai global social movement. Ia menuturkan dengan adanya acara ini menambah wawasannya mengenai struktur-struktur dalam global social movement.

“Setelah mengikuti kegiatan diskusi tadi jadi tau struktur-struktur dari global social movement dan benua mana saja yang mendemokan climate crisis,” pungkas Syaikha.

 

RIZKI PRANATA

Editor: ALISYA NUR FACHRIZA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *