Bandung, Jumpaonline – “Kita harus ngeh bahwa sekarang ini teknologi di luar sudah 4.0, jadi teman-teman mahasiswa harus sudah paham bahwa kita harus mengikuti teknologi,” ujar Thomas Ghozali, Kepala Sub Bagian Pengabdian Pada Masyarakat Dekanat Fakultas Teknik (FT) Universitas Pasundan (Unpas) pada forum diskusi bertajuk “Teorema Inovasi Teknologi” Menyingkap Akar Pemikiran Teknologi yang digelar oleh FEMA FT UNPAS secara virtual melalui Zoom Webinar pada Sabtu, 06 Februari 2021.
Thomas menjelaskan, bahwa teknologi mempercepat proses dalam segala aspek yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang mana dapat mensejahterakan masyarakat. Dalam kompetisi persaingan pasar global, setiap negara pasti mengikuti perkembangan teknologi untuk bisa bersaing dengan negara lainnya.
“Dengan teknologi, di masa pandemi ini masyarakat tidak perlu berkerumun, bisa online untuk membeli sesuatu dengan sentuhan teknologi,” tambah Thomas.
Farris Hilmyaffif Elli, Koordinator Bidang Teknologi & Pergerakan dan Pengabdian Masyarakat Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPM PPI) Dunia. menyebutkan bahwa dengan memanfaatkan internet, kemampuan transaksi ekonomi dunia yang awal nya hanya beberapa digit, dapat di naikkan berkali-kali lipat. Di era modern, Internet of Things semakin di perhatikan karena perkiraan kedepan akan ada 21 miliar perangkat yang di prediksi akan hadir pada tahun 2025. Dengan adanya teknologi IoT (Internet of Things) diharapkan akan menjadi sebuah industri kuat yang bisa menyediakan pelayanan di mana mampu mengontrol setidaknya beberapa bagian dari 21 miliar dan apabila bisa mengontrol beberapa bagian dari 21 miliar maka keuntungan ekonomi yang dapat diraih akan sangat besar.
“Empat hal yang saat ini tengah diperlombakan di dunia ini, pertama ada Teknologi 5G, Artificial Intelligence, kemudian Genome Sequence dan yang terakhir Climate Friendly Energy,” ujar Farris dalam bahasannya tentang Peta Teknologi Kedepan.
Thomas menjelaskan, selain banyaknya keuntungan tentu akan ada kelemahan-kelemahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Salah satunya perilaku masyarakat yang akan selalu ingin instan. Selain itu, masyarakat belum bisa mengaplikasikan ilmu-ilmu terkait teknologi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh yang mengakibatkan masyarakat belum bisa melangkah lebih jauh untuk kemajuan teknologi.
“Kita bisa melompat atau meningkat apabila kita bisa disiplin dan kita ikuti aturan-aturan norma dari semua aturan kehidupan,” tukas Thomas.
Faris memaparkan, bahwa Masyarakat pun masih sering kali bahwa bidang tertentu hanya dipelajari oleh orang-orang tertentu saja, seperti hal nya ilmu komputer yang harus di pelajari dan dikuasai oleh mahasiswa teknik komputer atau sistem informasi saja.
“Di masa pandemi ini, ketika kita tidak bisa keluar untuk membeli makanan dan apabila kita tidak bisa mengoperasikan Handphone maka dua minggu ke depan kita bisa mati. Maka dari itu kita semua harus bisa mengoperasikan teknologi yang akan berguna juga di masa yang akan datang,” pungkas Farris.
NINDYANA AGHISTY
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas