Bandung, Jumpaonline – Kampung kaligrafi sebagai bentuk program Keluarga Berencana (KB) yang digagas oleh pemerintah, merupakan wadah untuk menyalurkan minat bakat warga sekitar. Terletak di Gang Jibja, RW 02 Kelurahan Cicaheum, Kota Bandung, kampung ini menarik banyak perhatian masyarakat luas, karena kreatifitas yang dimiliki warganya dalam menyulap sebuah gang kecil dengan aneka ragam mural kaligrafi.
Wisman, perwakilan dari Ketua RW, menuturkan, keberadaan kampung kaligrafi ini bermula pada tahun 2020, ketika ada program dari pemerintah yaitu Kampung KB. Dalam organisasi kampung KB terdapat 8 fungsi, diantaranya adalah fungsi sosial budaya. Ia ditugaskan oleh ketua RW sebagai salah satu staff di bidang sosial budaya, dalam hal ini ia kemudian menggagas kaligrafi sebagai seni mural yang harus dikembangkan untuk mendorong warganya agar berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Penamaan kampung kaligrafi berasal dari musyawarah yang dilakukan warganya sehingga tercetuslah nama “Kampung Kaligrafi”.
“Berawal dari program KB, saya beserta Pak Ustaz Aang Jamaludin dan Pak Aang Ubaidillah berdiskusi mengenai program apa yang akan dibuat untuk bidang sosial budaya, sehingga terpilihlah kaligrafi sebagai seni mural yang mereka kembangkan,” ujar Wisman.
Yoni, warga sekitar mengungkapkan bahwa dengan diadakannya kampung kaligrafi tersebut secara tidak langsung dapat terjalin silaturahmi, juga sebagai ajang berbagi ilmu yang saling menguntungkan dan berpahala. Selain itu juga dapat mendorong bagi khususnya warga sekitar agar dapat mempererat keagamaannya.
“Bagus tentunya, minimal sebagai motivasi bagi warga sekitar, karena kampung kaligrafi ini terkenal dengan kehidupan keagamaannya yang kental,” ujar Yoni.
Entin, warga sekitar mengungkapkan, bahwa dirinya tidak merasa keberatan dengan berdirinya wisata kampung kaligrafi di kawasan tempat tinggalnya. Dengan adanya wisata kampung tersebut justru membuat daerah tempat tinggalnya itu menjadi dikenal banyak orang.
“Mudah-mudahan kampung ini bisa lebih bagus lagi dalam hal kebaikan, positivisme, kreatif, kegotong-royongan, sosial dan agamanya. Pokoknya yang positifnya, terutama bagi anak-anak, remaja dan santri-santrinya,” pungkasnya.
HAWA NAJMI MAHSUNAH
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: ALISYA NUR FACHRIZA