Bandung, Jumpaonline – Meski sudah memasuki masa pasca pandemi, tingkat keramaian pengunjung Pasar Buku Palasari di tahun 2023 ini masih tidak menentu. Baik pedagang buku, pengunjung, ataupun orang-orang yang profesinya bergantung pada keramaian di Palasari seperti tukang parkir, tukang sampul, pedagang, menyampaikan hal yang senada.
Sandi Saputra, salah satu pemilik kios buku, menyatakan, bahwa ia tidak berani mengambil suplai buku dalam jumlah yang besar, lantaran arus pengunjung yang masih belum stabil. Terkait penjualan, ia menyampaikan penghasilan sudah mulai mengalir, walaupun masih tidak menentu tapi untuk peningkatan belum ada.
“Karena kalau sekarang, tidak berani mengambil banyak-banyak, karena kita juga, sebagai pedagang, harus cari buku yang perputarannya cepat. Apalagi, jaman sekarang saingan lebih berat online juga, Gramedia juga, Togamas juga, mempengaruhi pedagang-pedagang kecil seperti kita,” ungkap Sandi.
Sandi juga mengungkapkan, bahwa ia dan beberapa pedagang lain juga mengikuti perkembangan zaman, sebagai inisiatif demi melihat tingkat ketidakpastian keramaian kios-kios mereka. Ia berharap, Pasar Buku Palasari ini bisa seperti dulu lagi.
“Kalau misalkan ada penurunan yang signifikan, kita harus bisa mengikuti. Mengikuti dalam hal sekarang kita menggunakan media sosial. Agar pendapatan tidak kosong. Karena tetap harus mengikuti dunia sekarang. Ibaratkan digitalisasi,” lanjutnya.
Obi Al-Awaludin, salah satu pengunjung Pasar Buku Palasari semenjak 2011, mengungkapkan, bahwa ada perbedaan yang lumayan signifikan sejak masa pra-pandemi, pandemi, dan juga pasca-pandemi. Dimulai dari banyak kios yang tutup, kondisi Palasari yang sepi, dan lain sebagainya.
“Ketika covid mungkin ada sedikit perubahan lah, ya, banyak yang tutup. Kalo sekarang udah mulai lagi,” ungkap Obi.
Ibu Enggis, salah seorang pedagang minuman di kawasan Palasari, juga menyatakan bahwa semenjak covid, arus pengunjung tidak stabil bahkan mulai berkurang. Ia mengamati, arus pengunjung terkadang sedikit meroket ketika tahun ajaran baru, namun ketika hari-hari biasa, jarang ada pengunjung yang datang.
“Sekarang lagi nggak. Semenjak covid, kan rada berkurang. Kalau misalnya kadang melonjaknya pas tahun ajaran, itu 2 minggu 3 minggu. Tapi kalau bukan tahun ajaran, hari-hari biasa sepi,” ujar Ibu Enggis.
HAIDAR ALI
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: ALISYA NUR FACHRIZA