sumber: Radarsampit
Sebagian pilu yang tersusun dengan senyap. Mereka tak sempat bersua, apalagi hidup sejahtera. Disampaikannya kejayaan dan kekuasaan, namun enyah begitu saja ketika tangan demi tangan meleburkan sisi kemanusiaan.
Satu, dua, tiga. Merdeka! Tau-tau kami sengsara. Disebutnya, jatuh ditimpa tangga. Hingga kini kami telah berkelana dengan jiwa tersiksa penuh luka. Hidup, Indonesia! Hidup, negara yang berdikari dengan rintih suara keadilan dan kehilangan. Ku ucapkan selamat melanjutkan kehidupan yang lara dengan versi yang berbeda.
Semoga diantara kita tetap bisa untuk selalu hidup, hidup dan hidup. Kalaupun tidak, setidaknya kita sempat mencari persinggahan, untuk tetap hidup.
PRITA STANIA AGUSTINA
Pengurus LPM ‘Jumpa’ Unpas