Potret Terminal Ledeng pada Minggu, 23 Juli 2023. (Haidar Ali/JUMPAONLINE)
Potret Terminal Ledeng pada Minggu, 23 Juli 2023. (Haidar Ali/JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – “Semenjak ada ojol, menurut saya, jasa angkot semakin parah. Untuk sekarang saja sudah mulai susah cari penumpang, masyarakat lebih suka naik ojol,” ucap Dani Rahmat, sopir angkot, pada Sabtu, 22 Juli 2023 di Terminal Ledeng.

Dani mengungkapkan, ia sendiri pun masih tidak tahu bagaimana nasib angkot untuk sekarang dan kedepannya. Semenjak ada ojek online, banyak angkutan umum yang terancam operasionalnya. Dimulai dari jarangnya penumpang, lalu berimbas ke setoran yang minim, kemudian berkurangnya jumlah unit angkot yang aktif secara perlahan dari waktu ke waktu.

“Masa-masa sekarang ini, mungkin ada pengaruh dari ojol juga, angkotnya jarang setoran. Kalaupun setoran, jumlahnya juga kurang dari patokan dari pihak atas. Jadinya, untuk angkot-angkot yang sudah tua, tidak bisa diremajakan lagi, karena memang tidak ada setoran. Dan berujung ke jumlah angkot yang makin berkurang,” imbuh Dani.

Dani mengatakan, bahwa masih banyak masyarakat yang tidak bisa menggunakan teknologi ojol. Jadi, angkot sebagai sarana transportasi umum konvensional pun dinilai sebagai opsi yang paling sesuai untuk beberapa kalangan masyarakat. 

“Orang-orang itu, kan, tidak mesti kaya semua, untuk orang-orang dari kalangan menengah ke atas, mungkin masih bisa naik ojol. Tapi untuk yang dari kalangan bawah, kan tidak bisa,” jelasnya.

Enrik, supir angkot, menyatakan bahwa unit angkot semakin berkurang akhir-akhir ini, sementara dari ojek masih bisa bertambah secara simultan. Hal tersebut menjadi faktor tersendiri yang membuat angkot semakin lengser di masa-masa sekarang ini.

“Sekarang angkot bukannya bertambah malah berkurang, dari yang jumlahnya 120, berkurang menjadi 60 unit. Sementara untuk ojol kan, akan terus bertambah,” ungkapnya.

Enrik menambahkan, bahwa angkot pada masa dulu itu lebih ramai daripada sekarang, jika sudah waktunya jam sewa, angkot biasanya pada penuh. Sementara untuk sekarang, tidak bisa dipastikan ramai tidaknya penumpang angkot pada setiap jam sewa.

“Jam sewa itu jam penumpang, kalau pagi ya berarti jam masuk kerja, kalau sore ya berarti jam pulang kerja. Kalau dulu suka pada penuh, tapi kalau sekarang, tidak bisa dijamin. Ditambah sekarang sudah ada ojol, kan.” Pungkasnya.

 

HAIDAR ALI

Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

Editor: ALISYA NUR FACHRIZA

2 thoughts on “Maraknya Penggunaan Jasa Ojek Online, Keberlangsungan Operasional Angkot Semakin Mengkhawatirkan”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *