Potret spanduk bertuliskan ‘SEPTEMBER HITAM’ sebagai bentuk protes Aksi Kamisan di depan Gedung Sate, pada hari Kamis, 1 September 2022 (R.Sabila Faza Riana/JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – “Pembukaan September Hitam” merupakan tema yang diangkat pada Aksi Kamisan Bandung yang ke-389, pada tanggal 1 September 2022, di depan Gedung Sate. September Hitam dipilih karena berangkat dari banyaknya peringatan yang terjadi di bulan September seperti pembunuhan Munir, tragedi Tanjung Priok, terbunuhnya petani kecil sekaligus pejuang anti-tambang Salim Kancil merupakan sedikit dari banyaknya rentetan peristiwa mewarnai hitamnya bulan September yang menyimpan sisi kelam  pelanggaran HAM yang tak kunjung terselesaikan. September Hitam menjadi tema yang selalu diusung tiap tahunnya, dengan tema “Pembukaan September Hitam” yang berarti membuka kembali kisah-kisah kelam yang pernah terjadi guna mengingat dan menuntut kejelasan atas kasus-kasus yang pernah terjadi.

Deti, anggota Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) Jawa Barat mengungkapkan kekecewaannya karena ketidakjelasan negara dalam penyelesaian pelanggaran HAM pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan September. Bersama teman-teman Aksi Kamisan lainnya mendesak Negara untuk menuntaskan permasalahan ini. Ia juga berharap agar masyarakat terus mempererat solidaritas untuk berjuang melawan ketidakadilan baik isu pelanggaran HAM maupun isu lainnya dan ia berharap aksi protes harian seperti aksi Kamisan terus berlanjut.

“Bagi kami penyelesaian pelanggaran itu masih sama seperti tahun sebelumnya, tidak ada kejelasan dan tidak adanya itikad penyelesaian dari negara. Kami tidak akan menanyakan akan tetapi kami mendesak untuk menuntaskan kasus pelanggaran ini. Kami sebagai rakyat akan terus menginformasikan atau mengabarkan protes yaitu salah satunya yang dilakukan oleh teman-teman kamisan pada hari ini,” Jelasnya.

Selain itu, Habel Haryanto mahasiswa Universitas Komputer Indonesia untuk pertama kalinya mengikuti Aksi Kamisan menanggapi bahwa aksi Kamisan dengan tema “Pembukaan September Hitam” ini cukup menarik. Penyampaian orasi dan pembacaan puisi juga menjadi daya tarik baginya sebagai orang yang baru mengikuti aksi Kamisan. Ia menyampaikan harapan kepada teman-teman dari aksi Kamisan untuk terus konsisten dalam menyuarakan aksi.

“Saya sebagai orang baru penasaran bagaimana aksi kamisan itu, situasinya juga bagaimana. Dan ternyata penyampaian-penyampaian orasi juga pembacaan puisi yang dilakukan teman-teman aksi kamisan, itu menarik. Dan pesan saya untuk aksi kamisan tetap konsisten untuk memperjuangkan apa yang ingin diperjuangkan.” Ungkap Habel.

DERA DWI HANI FATUROHMAN

Editor: ALISYA NUR FACHRIZA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *