Belenggu Kebebasan Berekspresi, AJI Bandung Menyerukan Tolak RKUHP

Bandung, Jumpaonline – Aliansi Jurnalis Indipenden (AJI) Bandung menggelar aksi bertajuk “Mimbar Bersama Membela Kebebasan Berekspresi” yang menggandeng organisasi masyarakat dan kampus, diantaranya pers mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung, Lembaga Bantuan Hukum Bandung, sampai seniman pantonim Wanggi Hoed. Aksi yang digelar di depan Gedung Sate pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022 merupakan respons atas keprihatinan bergulirnya pembahasan dan rencana pengesahan RKUHP.

Tri Joko Her Riadi, Ketua AJI Bandung menyatakan, setidaknya terdapat sembilan belas pasal bermasalah dalam undang-undang tersebut yang dapat mengancam kebebasan berekspresi, juga kebebasan pers seperti pasal penghinaan presiden, pencemaran nama baik pejabat, dan sebagainya.

“Kesembilan belas pasal dalam RKUHP menempatkan pers dalam delik pidana. Pers hanya tunduk pada Undang-Undang Pers yang artinya segala urusannya mesti merujuk pada undang-undang tersebut,” ujar Tri Joko.

Ketua AJI Bandung tersebut mengatakan, dimasukkannya produk-produk pers ke dalam delik pidana membuat kinerja pers yang seharusnya mengawasi pemerintah juga mengawal demokrasi, menjadi sangat rentan, meskipun produk pers yang dibuat melewati disiplin verifikasi dan kode etik.

“Dampaknya akan sangat luas, gerak pers akan terbatas karena jurnalis menjadi lebih takut untuk meliput. Selain itu, yang paling berbahaya adalah pers kehilangan sikap kritisnya,” tutur Tri Joko.

Tri Joko menambahkan, selain merenggut kebebasan pers, RKUHP juga berpotensi merenggut kebebasan berekspresi sehingga membuat siapapun yang bergerak di jalur advokasi, jalur aktivis, juga jalur seni menjadi lebih rentan. RKUHP tak hanya merugikan kelompok-kelompok tersebut, namun juga merugikan publik atau masyarakat.

“Apabila pasal-pasal dalam RKUHP tersebut diloloskan, Jurnalis bukan yang hanya semata-mata dirugikan, namun juga publik. Sebab, Jurnalis bekerja untuk publik. Apabila Jurnalis takut meliput secara tajam, publik yang pada akhirnya akan terdampak,” kata Tri Joko.    

R.SABILA FAZA RIANA