Tangkapan layar Erin Arsianti (tengah) selaku Dokter Spesialis Mata Subspesialis Glaukoma, Ganjar Sulaksmono (kiri) selaku moderator, dan Susana Paulina Masmir (kanan) selaku Ketua Yayasan Glaukoma Indonesia pada saat kegiatan talkshow yang bertajuk “The World is Bright, Save Your Sight” yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Mata Dr.Yap Yogyakarta secara daring pada Rabu, 10 Maret 2021. (Putri Bintang Permata Sari/JUMPAONLINE)

Nasional, Jumpaonline – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini glaukoma, Rumah Sakit Mata Dr.Yap Yogyakarta menyelenggarakan talkshow yang bertajuk “The World is Bright, Save Your Sight” secara daring melalui Zoom Meeting pada Rabu, 10 Maret 2021. Diskusi ini berfokus pada pembahasan penyakit glaukoma pada mata, yang diisi oleh Susana Paulina Masmir, Ketua Yayasan Glaukoma Indonesia, dan Erin Arsianti, Dokter Spesialis Mata Subspesialis Glaukoma sebagai pembicara.

Erin Arsianti, Dokter Spesialis Mata Subspesialis Glaukoma mengatakan, glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak di Indonesia. Glaukoma disebabkan kerusakan saraf mata akibat ketidakseimbangan antara produksi cairan bola mata, dan pembuangan cairan bola mata, yang menyebabkan tekanan bola mata menjadi tinggi. Akibatnya penglihatan menjadi terganggu.

“Glaukoma itu sama halnya seperti hipertensi dan diabetes, glaukoma tidak dapat disembuhkan. Tetapi, dapat dikontrol dengan pemeriksaan dan obat rutin. Tujuannya, untuk mengontrol tekanan bola mata agar tetap aman dan bisa mencegah kebutaan atau progresifitas dari glaukoma,” ucap Erin Arsianti.

Erin Arsianti menambahkan, orang yang berusia lebih dari 60 tahun, mempunyai sindrom metabolik yang tak terkendali, dan riwayat keluarga penderita glaukoma, lebih beresiko terkena penyakit mata ini. Jika glaukoma dibiarkan, kodisi pengidap akan menjadi semakin parah dan menimbulkan gejala, seperti mata merah, penurunan penglihatan, hingga tidak dapat melakukan aktivitas apapun. Jika sudah mengalami gejala tersebut, harus segera ditangani agar mengurangi resiko kebutaan permanen.

“Meskipun glaukoma bukanlah kondisi yang dapat dicegah, tetapi gejalanya dapat diredakan jika kondisi tersebut dideteksi dan ditangani lebih awal,” ujar Erin.

Sementara itu, Susana Paulina Masmir selaku Ketua Yayasan Glaukoma Indonesia menyatakan, Yayasan Glaukoma Indonesia siap membantu masyarakat kurang mampu dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai glaukoma.

“Kita bisa saling membantu. Karena, selain pengobatan, penderita glaukoma juga perlu semangat untuk melawan penyakit tersebut,” ujar Susana Paulina Masmir.

 

PUTRI BINTANG PERMATA SARI

Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

 

5 thoughts on “Waspada Glaukoma: Pemicu Kebutaan Pada Mata”
  1. What’s up i am kavin, its my first occasion to commenting anywhere, when i read this piece of writing i thought i could also make comment due tothis sensible paragraph.

  2. Hey! This is my first visit to your blog! We are a team of volunteers and starting a new initiative in a community in the same niche.Your blog provided us useful information to work on. You have done aextraordinary job!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *