Ilustrator: Regia Ramadhina Revalgian

Ditemui dalam sebuah ruangan berukuran 3×3 meter oleh Reporter Jumpa di belakang ruang kelas Program Studi (Prodi) Sastra Inggris, Imam Mulyamansyah, mahasiswa Seni Musik angkatan 2021 sekaligus Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (KM FISS), menyetujui untuk kami wawancarai terkait bangkitnya KM FISS yang sempat mati suri selama 2 tahun. Berikut adalah hasil wawancara dengan Ketua Umum KM FISS pada Rabu malam pukul 18.33, 13 November 2024 lalu.

Apa yang Melatarbelakangi Hilangnya KM FISS Selama 2 Tahun Ini? 

Kalau yang melatarbelakangi kenapa KM FISS itu gak berjalan, Saya pun kurang tahu, tapi desas-desus yang ada pengurusnya pada sibuk akhir studi, alasan-alasan klasik lah, ya, gak logis, lah, gitu. Ya, kalau misalkan gak sanggup untuk menjabat, sibuk di organisasi, yasudah gak usah masuk. Cuman, ya, begitulah alasan-alasannya, ada yang sibuk akhir studi, ada yang sibuk dengan pekerjaan, ya, begitulah kalau yang Saya tahu alasan-alasannya.

Kendala Apa yang Terjadi, Sehingga Pada Akhirnya KM FISS Mengalami Kekosongan? 

Kendala yang terjadi, pasti birokrasi menjadi lebih sulit, karena KM FISS menjadi penghubung melalui jalur koordinasi dari himpunan kepada fakultas, bukan sebagai jalur komando. Jadi jalur koordinasi kalau secara organigram sesuai dengan tataran himpunan kan ada empat himpunan, kalau mau ada apa-apa KM FISS harus mengetahui dan KM FISS-lah yang menjembatani ke Dekanat.

Hambatan Apa yang Dialami Mahasiswa Saat KM FISS Mengalami Kekosongan? 

Untuk himpunan, yang pertama birokrasi itu menjadi sulit dan cacat, karena tidak adanya jembatan penghubung antara prodi dan fakultas. Prodi dalam artian himpunan dan fakultas dalam artian Dekanat. Jadi ketika ingin mengajukan perizinan, anggaran dan lain-lainnya itu menjadi lebih sulit, lah. Ya, dan himpunan lebih tidak diayomi sama lembaga di atasnya, BEM Fakultas atau KM FISS. Saya sendiri mengalami kesulitan tersebut selama dua tahun di himpunan, sebelum menjadi Ketua KM FISS mau buat acara sulit, perizinan sulit, karena mau minta tolong ke lembaga atas, lembaga atasnya pun tidak ada. Jadi, susah aja sih. Menambahkan lagi, kesulitan kita ketika tidak adanya KM FISS pun dari pihak himpunan bingung, kalau misalkan jalur birokrasi ke fakultas itu gimana sih, gak ada yang menjembatani dan gak ada juga yang membimbing. Jadi lembaga tingkat Fakultas tidak menaungi lembaga tingkat prodi, karena lembaga tingkat fakultasnya juga tidak ada. 

Apakah Ada Peran dari Pihak Fakultas untuk Turut Serta Membantu dalam Kebangkitan KM FISS?

Yang pastinya ada dan bukan hanya fakultas, bukan hanya Dekanat, Rektorat pun turut membantu. Kalau yang membantu Fakultas pastinya Wakil Dekan Belmawabud, Pak Budi, lalu ada kesadaran dari diri sendiri, lah, ya. Kenapa Saya ingin membantu KM FISS, karena Saya sebelumnya ada 2 tahun di himpunan. Saya merasakan kesulitannya ketika jadi anggota himpunan tanpa dinaungi KM FISS tuh memang berat. Jadi, Saya tidak mau adik tingkat Saya merasakan apa yang Saya rasakan 2 tahun ke belakang, dan itu yang membuat Saya menjadi Ketua KM FISS sebetulnya. 

Apakah Ada Faktor Internal Maupun Eksternal yang Menyebabkan KM FISS Menghilang?

Kalau itu Saya tidak tahu pasti, karena ketika Saya mulai kuliah di sini pada 2021, KM FISS sudah tidak aktif. Jadi Saya tidak bisa menjawab untuk pertanyaan itu. Soalnya memang, awalnya pun Saya awam berorganisasi dan gak tahu KM FISS itu apa. Karena memang tidak ada, terus di ospek fakultas pun tidak dikenalkan dengan KM FISS, ya emang gak tau aja.

Sewaktu Imam Terpilih Sebagai Ketua Umum KM FISS, Bagaimana Proses Pemilihannya? 

Sekitar 3 bulan yang lalu, para ketua himpunan yang baru dilantik sama Wakil Dekan Belmawabud. Pada saat itu, diadakan Pemira (Pemilihan Raya-red) dadakan. Setiap ketua himpunan ditanya siapa yang layak untuk menjadi Ketua KM FISS. Pada akhirnya, para ketua himpunan menunjuk Saya (Imam-red) 3 suara. Pada akhirnya, Wakil Dekan Belmawabud menghubungi pihak Kemahasiswaan, berdiskusi dan menyetujui bahwa anak-anak himpunan mengusung Saya serta mempercayai Saya untuk menjadi Ketua KM FISS. 

Selanjutnya, Bagaimana Proses Pembentukan Kepengurusan KM FISS Dilaksanakan? 

Lalu mulailah staffing atau open recruitment, dibantu oleh Wakil Dekan Belmawabud, memberi informasi kepada pimpinan Ketua Prodi untuk mengirimkan delegasi mahasiswanya menjadi pengurus KM FISS guna membantu Saya dalam menjalankan program kerja dalam satu periode ini. Jadi, ada delegasi dari setiap Prodi untuk jadi pengurus. Selain dengan pendelegasian, ada juga open recruitment secara sukarela dengan mengisi formulir yang tertera. 

Apa Harapan Imam untuk KM FISS Ke Depannya? 

Kalau harapan Saya ke depannya, KM FISS bisa hidup tanpa mengalami kekosongan jabatan. Semoga KM FISS bisa selalu untuk mendukung dan menaungi himpunan, serta menjadi jembatan koordinasi antara himpunan kepada pihak Dekanat. Semoga di kepengurusan mendatang, KM FISS lebih dikenal oleh banyak orang, baik internal maupun eksternal.  

 

NARITA AURELIA RAMADANTI

REGIA RAMADHINA REVALGIAN

Editor: KINANTI ROSNENDAH TAKARIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *