Potret sedang diadakannya diskusi bersama narasumber oleh Garda Animalia pasca penayangan film Jerat Terakhir dan Derap Tobat pada Minggu, 3 Desember 2023 di Bandung Creative Hub, Jl. Laswi No. 7, Bandung. (Aura Putri Syahrani/JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – Garda Animalia mengadakan acara screening film sekaligus diskusi dalam tajuk “Sadar Kawasan, Lestari Satwa, Selamatkan Lingkungan” pada Minggu, 3 Desember 2023 yang bertempat di Bandung Creative Hub. Secara perdana, kegiatan ini menampilkan dua film dokumenter dengan judul Jerat Terakhir dan Derap Tobat. Dua film itu ditampilkan sebagai salah satu upaya Garda Animalia untuk menggalakkan kepedulian terhadap satwa liar dan habitatnya.

Liana Dee, perwakilan Garda Animalia, menjelaskan bahwa konsentrasi Garda Animalia terfokus pada cara untuk melakukan upaya pelestarian serta perlindungan satwa liar termasuk habitatnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ia juga menambahkan bahwa cerita di film Jerat Terakhir dan Derap Tobat merupakan satu dari sekian banyaknya pemburu yang melakukan pertobatan. Menurutnya, cerita-cerita seperti ini perlu banyak dipublikasikan dan ditonton oleh banyak orang sebagai inspirasi.

“Kami juga berkolaborasi bersama teman-teman jurnalis, salah satunya Hari yang mengangkat cerita soal harimau yang berjudul Mati Dijual, Hidup Dijegal. Dari cerita ini, menginspirasi kami untuk mendokumentasikan cerita dari Pak Mawi,” jelasnya.

Dicky Nawazaki, Sutradara film Derap Tobat, menyampaikan, kebanyakan film dokumenter hanya menampilkan visual satwanya saja. Ketika berdiskusi dengan Garda Animalia, ia tertantang untuk mendokumentasikan cerita yang berasal dari sudut pandang pertobatan pemburu satwa liar.

“Muncul ketertarikan ketika melihat ceritanya berasal dari orangnya. Selain itu, sebagai jurnalis juga aku ada keinginan untuk menyebarkan informasi ini dengan cara yang menarik,” ucapnya.

Iswadi, Ketua Lingkar Inisiatif, mengungkapkan bahwa pendekatan hukum saja tidak cukup untuk membuat pemburu jera, maka dari itu perlu ada pendekatan lain yang bisa memutus rantai perburuan liar. Salah satu upaya untuk memutusnya adalah dengan cara pendekatan melalui norma dan agama serta pendekatan secara langsung.

“Tahun 2016, kita melakukan kerjasama bersama teman-teman MUI dan melakukan edukasi di desa-desa sekitar hutan. Ternyata, setelah sosialisasi warga tidak terlalu dekat dengan masjid, sehingga kita melakukan pendekatan secara langsung kepada pelaku berupa diskusi dan mencari opsi pencaharian lain bagi pelaku,” ungkapnya.

 

AURA PUTRI SYAHRANI

Pengurus LPM ‘Jumpa’ Unpas

Editor: DONI SETIAWAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *