
Potret pertunjukan ‘Bedol Desa: Ode Tanah II’ yang diselenggarakan oleh Komunitas CCL Bandung di G.O.S Patanjala Institut Seni Bandung Indonesia, pada Senin, 20 November 2023. (Narita Aurelia Ramadanti/JUMPAONLINE)
Bandung, Jumpaonline – Komunitas CCL (Celah-Celah Langit) mengadakan pertunjukan “Bedol Desa: Ode Tanah II” pada Senin, 20 November 2023 di G.O.S. Patanjala, ISBI Bandung. Pertunjukan ini dilakukan untuk mengkritisi konflik agraria, hak atas tanah untuk tinggal, dan bagaimana nasib nelayan yang terpinggirkan di Indonesia melalui sebuah kesenian berbentuk teater.
Iman Soleh, selaku sutradara dari “Bedol Desa: Ode Tanah II” mengatakan jika pertunjukan ini menjadi peluang bagi dirinya selaku seniman dalam mengkritisi konflik agraria di Indonesia yang berarah pada dunia industri. Dalam proses penggarapannya, seluruh aktor yang berperan pada pagelaran ini, ikut serta dalam penulisan naskahnya sesuai dengan ide dan imajinasi yang mereka miliki terkait isu tersebut.
“Naskah itu dibikin oleh anak-anak namanya collaborative of text, menulis bersama-sama. Lebih lama menulis naskah bersama-sama dibandingkan latihannya itu sendiri. Kemerdekaan berpikir penting sekali untuk bisa memainkan perannya sendiri,” ujar Iman.
Ia menambahkan, tujuan dari teater tidak seperti menonton film di bioskop, namun ia berharap bahwa dengan menonton pertunjukan ini, penonton bisa mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru. Hal ini didasarkan pada pendapatnya jika mahasiswa haruslah berpikir kritis dan melek akan isu-isu yang terjadi disekitar mereka.
“Kesadaran terhadap itu sangat penting sekali apalagi mereka itu mahasiswa. Tiga hal penting yang ada dalam mahasiswa itu ialah nalar, imajinasi dan kasih sayang,” tambah Iman.
Candra, salah satu penonton mengatakan bahwa teater ini sangat berkesan untuk dia. Sebagai salah satu mahasiswa juga sebagai agent of change merasakan bahwa teater ini sangat mewakili kaum-kaum marginal yang tertindas dan memang suaranya tidak didengarkan oleh pemerintah.
“Setelah menonton teater ini, semua yang dicurahkan dalam kurun waktu 90 menit ini memang mewakili setiap hati,” ujarnya.
NARITA AURELIA RAMADANTI
Pengurus LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor : CANDRA OKTA AHMADI