Ilustrator: Mena Dewi

Kampusiana, Jumpaonline – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Pasundan (Unpas) melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan mekanisme daring. Mekanisme kuliah daring tersebut berlangsung selama bulan Ramadan, yang telah berlaku sejak 03 Maret 2025 lalu. Hal ini dilakukan berdasarkan sebagian aspirasi mahasiswa yang keberatan bila perkuliahan selama bulan Ramadan dilaksanakan secara bergantian, yakni daring dan luring.

Rasman Sonjaya, Wakil Dekan Bidang Belmawabud Fisip, mengatakan bahwa, pihak fakultas menawarkan mekanisme pembelajaran kombinasi pada perkuliahan bulan Ramadan, yakni minggu pertama dan keempat dilaksanakan daring, sedangkan minggu kedua dan ketiga luring. Ia juga mengatakan bahwa, pihak fakultas telah menyampaikan rencana ini kepada DPM dan BEM untuk disosialisasikan, sehingga terdapat hasil aspirasi yang direkomendasikan oleh perwakilan mahasiswa.

“Hasil aspirasinya ialah bagaimana kalau bulan Ramadan daring saja. Kita kembali merujuk pada kebijakan [fakultas] 30% boleh online. Maka 30% tersebut digunakan untuk bulan Ramadan. Selebihnya gak boleh ada lagi pertemuan daring karena kuotanya sudah dipakai habis oleh bulan Ramadan,” kata Rasman. 

Dwicky Darmawan, Ketua BEM Fisip, menyampaikan bahwa, pada dua minggu sebelum bulan Ramadan memang setiap Lembaga Kemahasiswaan (LKM) melaksanakan diskusi perihal kebijakan perkuliahan kombinasi yang ditawarkan pihak dekanat. Ia menambahkan bahwa, pertimbangan dari mahasiswa apabila akan diberlakukan kombinasi, maka luring hanya dilaksanakan dua minggu pada paruh pertama bulan Ramadan. Menurutnya, rekomendasi ini diberikan karena khawatir dengan mahasiswa rantau yang kesulitan dana transportasi.

“Sebenarnya kalau itu [kebijakan daring] keputusan dari Fisip. LKM hanya memberikan rekomendasi,” ujar Dwicky.

Fadhila Latifa, Mahasiswi Ilmu Komunikasi angkatan 2022, mengungkapkan bahwa, sebagai mahasiswi rantau asal Jakarta ia sepakat dengan kebijakan perkuliahan daring selama bulan Ramadan tersebut. Menurutnya, kuliah daring  ini membuatnya bebas bisa mengikuti kelas di mana saja dan tidak perlu ke kampus. Ia pun menambahkan bahwa, tidak ada kendala besar selama kuliah daring tersebut, hanya kendala minor yakni jaringan wifi dan hal itu memang biasa terjadi. 

“Aku setuju-setuju aja buat pembelajaran yang online ini. Tapi mungkin ada juga yang menentang, sih. Pengennya kombinasi gitu tatap muka. Buat aku sendiri lebih suka online, bisa kumpul sama keluarga dan gak sahur sendirian di kosan,” ungkap Fadhila.

 

ALYA NATASYA

Editor: ADINDA MALIKA T.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *