
Kampusiana, Jumpaonline – Adanya perbedaan Dana Penyelenggaraan Pendidikan (DPP) pada angkatan 2022 di Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) cukup menarik perhatian Tim Redaksi LPM ‘Jumpa’ Unpas. Perbedaan nominal DPP ini terasa signifikan dibandingkan dengan angkatan 2023 dan 2024. Hal tersebut yang akhirnya mendasari reportase kami terhadap salah satu mahasiswa PBSI pada Rabu, 19 Februari 2025, bertempat di Taman Gajah Lumantung.
Saat itu, dengan waktu yang telah disepakati bersama, kami berbincang dengan Fariz Alfarizi sebagai mahasiswa PBSI angkatan 2022. Dalam ruang obrolan tersebut, ia mengaku sudah mengetahui adanya perbedaan DPP di angkatan 2022 dengan angkatan di bawahnya.
“Sebenarnya di tiap angkatan itu pun berbeda-beda juga. Jadi kayak saya nih dan konvensional umumnya angkatan 2022 tuh Rp9.750.000 [per satu tahun]. Tapi ada yang dikurangi karena beasiswa dari Pasundan dan juga yang beasiswa lain-lainnya. Jadi tidak semuanya sama di angkatan 2022,” ujar Fariz saat matanya memandang ke arah jalanan sembari mengingat-ngingat.
Dalam konteks pembahasan fasilitas, Fariz menjelaskan bahwa perbedaan cicilan terasa sudah selaras dengan yang diberikan oleh pihak kampus. Ia merasakan peningkatan dari fasilitas tersebut, khususnya yang terdapat di gedung baru. Meskipun sudah merasa puas, Fariz juga tetap menyampaikan keresahan yang ia rasakan.
“Tapi, di gedung lama kalau menurut saya banyak kendala, entah AC yang mati, WiFi yang tidak terlalu cepat dan kursinya juga beberapa ada yang kurang bagus,” ucapnya sembari tersenyum.
Tak luput, kami juga sempat bertanya apakah ia setuju dengan adanya kenaikan DPP di PBSI. Saat itu Fariz memberikan pendapatnya, ia tidak setuju dengan adanya kenaikan apabila fasilitas yang diberikan tidak ada perubahan. Fariz menekankan bahwa, adanya perbedaan DPP ataupun tidak, fasilitas yang didapatkan akhirnya masih tetap sama. Contohnya, dalam pembelajaran, angkatan 2022 ataupun angkatan 2023 masih melakukan perpindahan kelas dari gedung lama ke gedung baru.
Kemudian, sampailah ke akhir perbincangan kami, yaitu perihal harapan atau pesan yang ingin disampaikan olehnya. Fariz menginginkan untuk ke depannya DPP tetap sama atau bahkan bisa diturunkan dengan fasilitas yang lebih baik. Ia juga berharap agar para mahasiswa yang membayar DPP bisa mendapatkan fasilitas yang diinginkan, seperti pengoptimalan Sanggar Sastra.
“Kami kan membayar DPP untuk [pihak kampus] membuat fasilitas-fasilitas yang ingin kami pakai,” ungkapnya sambil duduk di trotoar.
Bagaimana Tanggapan Birokrat Perihal DPP?
Reporter jumpaonline sudah berusaha menghubungi kepala Prodi PBSI. Namun, ia mengarahkan kami untuk berbincang langsung dengan pihak yang bersangkutan terkait pembahasan DPP. Oleh karenanya, kami memutuskan untuk membuat janji temu dan berbincang dengan Beni Yusepa, selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi, dan Sarana Prasarana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada hari Jum’at, 21 Februari 2025.
Pada awal perbincangan, kami mempertanyakan bagaimana pertimbangan alokasi dana pada angkatan 2022 yang berbeda dengan angkatan di bawahnya. Beni dengan lugas menjawab, bahwa hal tersebut terjadi di luar kapasitasnya karena ketika putusan kenaikan DPP terjadi, ia masih bekerja di ruang lingkup Prodi.
“Coba anda di sektor ekonomi masyarakat, itu setiap tahun berubah. Pasti itu ada penyesuaian-penyesuaian dari berbagai hal,” jawab Beni sambil menatap kami.
Dengan diiringi senyuman, Beni menjelaskan bahwa kenaikan yang terjadi pasti tidak akan terlalu signifikan, pihak kampus sudah menyesuaikan kembali dengan kebutuhan para mahasiswanya. Ia juga menyampaikan bahwa banyak aspek dan komponen yang terdapat dalam DPP, sehingga nominal yang dikeluarkan pun sudah sesuai dengan keperluan mahasiswa.
Belum merasa puas, kami beberapa kali menyinggung lebih lanjut mengenai pertimbangan apa saja yang mendasari penentuan nominal DPP. Namun, ia tetap tidak menjelaskan lebih lanjut kepada kami mengenai rincian pertimbangannya.
Meskipun begitu, dalam ruang lingkup fakultas, mereka mengadakan keringanan bagi mahasiswanya. Keringanan ini dapat berupa pengadaan cicilan selama setahun, dengan skema cicilan tiga kali dalam satu semester. Beni menekankan bahwa pihak kampus masih ingin memberikan kemudahan kepada para mahasiswanya.
Setelah berbincang cukup banyak mengenai persoalan DPP, kami pun mempertanyakan perbedaan fasilitas apa yang mahasiswa dapatkan karena kenaikan tersebut. Ia menjawab, bahwa pihak fakultas masih ingin terus meningkatkan fasilitas yang diperuntukkan bagi setiap mahasiswa, termasuk mahasiswa dari PBSI. Hal ini dapat terlihat dari adanya upgrading ruangan Sanggar Bahasa yang digunakan oleh mahasiswa.
“Insyaallah pasti ada. Dari pelayanan, kami ingin memberikan hal yang terbaik. Meskipun mungkin masih ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki. Kami akan terus meningkatkan dari berbagai aspek,” tutup Beni.
Bagaimana Tanggapan Mahasiswa PBSI Angkatan 2023 dan 2024 Terkait Perbedaan DPP?
Pada hari Senin, 17 Februari 2025, salah satu Reporter jumpaonline melakukan wawancara terhadap mahasiswa PBSI angkatan 2023. Kami duduk di depan jendela besar lantai 2 gedung baru. Saat itu, ia memperkenalkan dirinya sebagai Sahilaa Ashilah.
Sahilaa menjelaskan, jika kenaikan nominal tersebut sudah sesuai dengan fasilitas dan tempat yang diberikan. Ia memuji salah satu fasilitas di gedung baru, yakni AC yang menurutnya dingin dan tersedia di setiap ruangan. Setelahnya, Sahila menyampaikan keluhannya terkait proyektor yang suka buram dan tidak terlihat jika duduk di belakang. Ia juga menyoroti bagian lorong-lorong di gedung baru yang gelap. Selain itu, ia memberikan saran agar lampu yang berada di lorong tersebut untuk diganti dengan lampu yang lebih terang.
“Di gedung lama juga memang bagus, tapi ada beberapa yang kurang sih. Kurangnya tisu ataupun kayak ketersediaan air yang menguning [di toiletnya],” ucapnya.
Untuk mengkonfirmasi kenaikan DPP, kami mencoba menghubungi kembali Sahilaa pada Senin, 3 Maret 2025. Ketika ditanya berapa nominal cicilan pertama DPP di angkatan 2023, Sahila menjawabnya lewat pesan WhatsApp.
“Kalau di angkatan kita sendiri bisa 3 kali cicilan. Jumlah yang cicilan pertama itu sekitar Rp1.793.000,” ungkapnya.
Selanjutnya, kami menemui mahasiswa PBSI lainnya. Mahasiswa tersebut bernama Devi, berasal dari angkatan 2024. Ia menyampaikan nominal DPP di angkatan 2024 sudah sesuai dengan fasilitas yang dirasakan, terutama fasilitas yang berada di gedung baru. Namun, Devi juga membandingkan fasilitas di gedung lama yang masih perlu diperbaiki.
“Kalau di gedung baru itu enak bangkunya. Kalau gedung lama sebenarnya enak-enak aja, cuma pertama sempit, kedua yang gedung lama tuh ga ramah buat yang kidal,” terangnya pada kami saat diwawancara.
NIPA RIANTI NUR RIZKI DEWI
dan
SARAH AYUNINDA
Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: DONI SETIAWAN