Potret Pengunjung Pembukan Pameran “Semar Mendem Mesem” di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung, Senin 26 Februari 2024. (Rismayasari/JUMPAONLINE)

Sore itu, pintu masuk Galeri Pusat Kebudayaan Bandung dipenuhi oleh para tamu dan pengunjung yang sudah tiba untuk menghadiri pembukaan pameran lukisan. Suasana penuh dengan kegembiraan dan antusiasme dari setiap tamu dan pengunjung yang datang. Pameran lukisan ini bertajuk “Semar Mendem Mesem” yang menampilkan berbagai karya lukis Semar dari beberapa seniman, antara lain Chryshnanda Dwilaksana, Isa perkasa, Pupung Prayitno, Joko Kisworo, Taat Joeda, Acep Zamzam Noor, dan Ahmad Faisal Imron, yang tentunya dapat mewakili sosok Semar dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Pameran lukisan ini dibuka oleh dalang Opick Sunandar Sunarya dengan menampilkan wayang Semar sebagai pusat cerita dan digambarkan sebagai simbol kekuatan yang mampu mengatasi kesulitan dan penindasan. Namun, dalam cerita tersebut pun sempat dikisahkan mengenai kekecewaan sosok Semar terhadap perilaku yang ia terima di bumi. Ia merasa dihina, dibuang, dan dianggap hina. Semar merasa tidak dihargai seperti para birokrat yang menikmati kekuasaan dan kemewahan tanpa perlu bekerja keras seperti dirinya.

“Padahal hati sedang gundah gulana, tugas macam apa ini? Kalian enak jadi birokrat, nongkrong di langit memandang ke bumi dengan rasa yakin akan berkuasa sepanjang masa. Muka tetap belagu, duduk di kursi bagus, berpakaian bagus, kerja sedikit banyak liburnya, tetapi rezekimu lebih gede dari rezekiku,” ujar Semar yang dimainkan oleh dalang Opick.

Acara pembukaan terus berlangsung, hingga mencapai sesi pengguntingan pita, yang dilakukan oleh dalang Opick bersama tujuh seniman. Pengguntingan pita tersebut merupakan simbol resmi bahwa pameran lukisan “Semar Mendem Mesem” telah resmi dibuka. Begitu melangkah masuk, tamu dan pengunjung disambut dengan dinding-dinding galeri yang dihiasi oleh lukisan-lukisan yang indah dan menawan.

Setelah memasuki ruang pameran, para tamu dan pengunjung terlihat lebih antusias. Mereka mengamati dan mendiskusikan pandangan pribadi masing-masing terhadap lukisan yang mereka lihat. Beberapa diantaranya ada yang tertegun tatkala mencerna makna yang ingin disampaikan oleh para seniman dalam lukisan mereka dan ada pula yang sibuk mengabadikan momen dengan berfoto untuk dijadikan kenang-kenangan di masa depan. Sementara itu, di sisi lain pameran, ada pula pengunjung yang terlibat percakapan dengan para seniman, sehingga menciptakan kehangatan di dalam pameran.

Semar: Local Genius dan Simbol Vox Populi Vox Dei dalam Tradisi Jawa

Semar, tidak hadir dalam kisah Ramayana maupun Mahabarata versi India. Semar muncul sebagai sosok unik yang menjadi local genius dalam tradisi Jawa. Dia menjadi simbol perwujudan dewa yang bersatu dengan rakyat jelata. Lebih jauh lagi, ia dianggap sebagai lambang Vox Populi Vox Dei, yang berarti suara rakyat adalah suara Tuhan. 

“Semar merupakan suatu local genius, kearifan lokal. Semar ini luar biasa, tidak bisa dibayangkan dalam bentuknya apa saja,” tutur Chryshnanda, seorang seniman lukis sekaligus kurator teks, saat menjelaskan sosok Semar.

Semar memiliki ciri-ciri fisik yang cukup unik. Diceritakan bahwa ia memiliki susu sebagai ciri kelelakiannya, serta memiliki kumis dan kuncung sebagai ciri keperempuanannya. Berdasarkan hal tersebut, Semar dianggap memiliki karakter lucu, bahkan dapat dikatakan cukup aneh.

Semar adalah tokoh yang sederhana, jujur, tulus, berpengetahuan, cerdas dan memiliki mata batin yang begitu tajam. Tiap-tiap bagian tubuh Semar memiliki makna tersendiri. Bentuk tubuhnya yang bulat menggambarkan bentuk bumi, pun juga wajahnya yang selalu tersenyum dan matanya yang sembab, merupakan simbol keseimbangan antara suka dan duka, yang selalu ada di dalam kehidupan manusia.

Semar dikenal juga sebagai Badranaya, yang berperan membangun dan melaksanakan perintah Tuhan demi kesejahteraan umat manusia di muka bumi. Istilah Badranaya itu sendiri sebenarnya berasal dari 2 kata, yakni Bebadra yang artinya membangun sarana dari awal, dan Naya memiliki arti sebagai utusan rasul atau memiliki sifat profetik. Semar adalah cerminan kehidupan, yang mengajarkan bahwa hidup adalah perjalanan yang panjang dan penuh dengan rintangan.

Pameran lukisan “Semar Mendem Mesem” menghadirkan makna yang berbeda-beda bergantung pada setiap seniman yang terlibat. Salah satu seniman tersebut ialah Taat Joeda, yang menyajikan karya dengan judul “Kitir Kencono” (Baling-baling Emas). Lukisan tersebut mencerminkan hidup seperti baling-baling yang terus berputar tanpa henti, menggambarkan pencarian untuk suatu hal yang dianggap terbaik, yaitu emas. 

Sebagai seorang seniman, Taat mendapat inspirasi dari kehadiran Semar, sebuah sosok yang tersamar, yang secara konkret tidak diketahui oleh banyak orang. Salah satu istilah yang digunakan untuk merujuk kepada Semar adalah Kitiran Kencono, di mana kitiran menggambarkan baling-baling dan kencono merujuk pada emas.

Dalam lukisannya, Taat menampilkan Semar yang berlinang air mata dan dikelilingi oleh emas. Taat bermaksud untuk menyampaikan bahwa Semar mencakup segala aspek kehidupan, termasuk kebahagiaan dan kesedihan. Lukisan ini menjadi representasi kehidupan yang kompleks, di mana Semar tidak hanya sebagai simbol yang merangkul kegembiraan, tetapi juga mengakui keberadaan kesedihan.

“Jadi, Kitiran Kencono terus mengingatkan  kepada orang-orang, seperti baling-baling. Untuk terus menasehati kebaikan, walaupun tidak terlepas dari kesedihan,” ucapnya saat ditanya, pesan moral apa yang ingin disampaikan lewat karya lukisannya. 

Pameran “Semar Mendem Mesem” memberikan makna yang mendalam dari setiap senimannya, pameran ini dimulai dari tanggal 26 Februari hingga 3 Maret 2024, di Galeri Pusat Kebudayaan, Jl. Naripan No. 7-9, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Sebuah pameran yang sayang untuk dilewatkan, karena setiap karyanya menyampaikan makna dan kearifan lokal yang terkandung dalam setiap lukisan.

RISMAYASARI

Editor: HAIDAR ALI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *