Sumber : pinterest.com
Bu, katamu ada jutaan puisi yang belum selesai
Perihal ketidakberdayaan rakyat kecil yang terhimpit kapitalisme
Korupsi serta kolusi yang dikemas dalam kotak cantik berisi ilusi
Alih-alih keadilan yang merdeka justru nyawamu direbutnya.
Bu, lontaran gas air mata sudah lebih dulu berhenti
Lantas mengapa mataku perih dan rasanya masih ingin menangis?
Padahal gaungan seru bela keadilan sudah tak terdengar bisingnya
Tapi kepalaku masih berisik penuh protesan pada para penguasa.
Bu, bukankah hak asasi manusia untuk seluruh rakyat kita?
Lantas kenapa banyak dari kita yang tak memenuhi kriterianya?
Hak saudara kita dirampas kala mereka tuntut henti paksa nafas
Detakmu tiada sekali, namun jiwa perjuanganmu akan abadi selamanya.
Bu, sejatinya yang hilang ada untuk ditemukan
Mungkin itu sebabnya aku berkutat dalam putus asa pencarian
Sebab ada jutaan titik harap perihal pulangmu yang menetap
Meski sendagurau dunia tak lagi menjanjikan utuh kenangmu secara pasti.
Bu, pukul sepuluh malam tadi hujannya sudah berhenti
Lantas kenapa ya aku justru lebih kedinginan?
Padahal, tetes demi tetes yang terasa menenggelamkan sudah berhenti
Tapi masih sesak, Bu. Aku masih kuyup dibawah hujan ketidakadilan.
Nocturne