Dibawah kaki-kaki harapan,
Kulantangkan do’a kepada tuhan.
Kugemakan pilu padu dihadapan.
Kurentangkan keringat mata penuh kesan.
Di lantai berlinang umpatan,
Kuadukan ke langit basah kebiruan,
Kubisikkan kata entah apa gerangan,
Kulumat sedih sendu penuh ocehan.
Di pundak sesak gelisah,
Kuagungkan doa nan mendesah.
Kupadamkan anala,
—kuusap linang binar membara.
Muhammad Fariz Alfarizy
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2022