Sumber: https://beritasubang.pikiran-rakyat.com/

Hartono tak tahu kapan tepatnya ia jadi begini. Ia cuma anak kampung biasa yang doyan makan mi ayam di pojokan pertigaan jalan desa. Suatu hari, saat tengah menyantap semangkuk mi ayam hangat dengan kuah yang nikmat, ia melihat sesosok makhluk besar berkulit legam. Matanya merah, kukunya panjang hingga menyusuri tanah. Sejak saat itu, sang makhluk tak pernah membiarkannya sendiri. Ia ada di mana-mana, di sudut kamar, sekolah, lapangan, kios mi ayam pertigaan, dan ruang-ruang pikirannya.

Lambat laun, orang juga mulai berpikir kalau Hartono jadi aneh dibuatnya. Memang, semenjak pulang pada satu petang sore —setelah pertemuannya dengan si makhluk, Hartono mendadak bisu dan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Badannya kaku semalaman. Matanya melotot ketakutan. Emak yang mendapatinya demikian langsung berlari kencang ke rumah Pak Ustaz.

“Habis dari mana?” tanya Pak Ustaz menginterogasi Emak. Emak tak tahu rekam jejak anaknya seharian ini sebab Hartono berada di sekolah dari pagi hingga petang. Satu hal yang pasti, Hartono selalu makan di kios mi ayam pertigaan jalan desa. Dengan gamang Emak menjawab, “Duh, saya kurang tahu Pak Ustaz, tapi sepertinya Hartono tidak melayap ke mana-mana hari ini. Ia cuma sekolah dan makan mi ayam. Pulang-pulang tadi, badannya sudah kaku dan gemetaran.”

Pak Ustaz lantas meminta Emak menyiapkan sebotol air. Mulutnya komat-kamit membacakan doa dan ayat suci demi kesembuhan Hartono. Ajaibnya, setelah didoakan, Hartono kembali sadar dan dapat bicara lagi. Emak menangis haru atas kesembuhan anaknya. Emak memeluk Hartono, mengusapnya tanpa henti. Di lain sisi, seiring kesadarannya yang mulai pulih, Hartono malah melihat makhluk itu lagi di sudut ruang tempat ia berada. Ia menjerit tanpa suara. Badannya gemetaran karena rasa takut yang menjalar hebat.

Makhluk itu terus mendekatinya dan Emak. Hartono bingung mengapa orang lain tak mampu melihat apa yang dilihatnya. Ia meneluspkan kepalanya ke dalam pelukan Emak. Setelah detik-detik yang mengancam itu, Hartono menengadahkan kepalanya. Sial, mahluk itu berada tepat di depan mukanya. Sangat menyeramkan!

“Emak!” keluhnya dengan suara lemas. Emak mengeratkan pelukannya dan tiba-tiba saja saat ia membuka mata kembali, mahluk itu telah menghilang.

***

Semuanya tak lagi sama sejak kejadiaan sore itu. Warga desa bilang kalau Hartono sudah jadi orang gila. Betapa tidak, ia kerap kali bertengkar soal urusan bayar membayar bersama Mas Eka, pedagang mi ayam favoritnya.

“Saya sudah bayar tadi!” teriak Hartono dengan kencang.

“Kau belum membayar!” teriak Mas Eka tak kalah kencang.

Pertengkaran ini selalu berakhir dengan adegan berbahaya—Hartono mengayukan botol saus dan mengamuk merusak kios mi ayam Mas Eka. Di lain sisi, ia juga sering berbicara tak jelas kepada warga desa yang lain. Ceritanya sudah jadi buah bibir masyarakat di warung-warung kopi dan juga pedagang sayur keliling. Ia sering bercerita soal bagaimana ia tengah menjalani sebuah misi berbahaya, sebuah misi penaklukan seekor makhluk mengerikan. Katanya, ia selalu didatangi oleh dua orang agen rahasia yang berpakaian necis memakai jas. Ia direkrut jadi agen ketiga dan kehadirannya diperlukan untuk menyelamatkan dunia.

Emak bukan tak mengusahakan Hartono untuk kembali sembuh seperti semula. Hatinya teriris sakit melihat putra semata wayangnya perlahan menjadi gila. Ia telah membawanya kembali ke hadapan Pak Ustaz. Kata Pak Ustaz, Hartono ditempeli jin yang terlalu kuat sampai Pak Ustaz menyerah untuk mengobatinya. Emak juga membawanya ke orang pintar terdekat. Kata orang pintar ini, Hartono terkena guna-guna dari orang yang tak suka pada Emak.

Emak menerka-nerka siapa sosok itu sebab ia sama sekali tak punya hal yang bisa dibanggakan. Kehidupannya miskin, suaminya pemabuk kasar yang hanya pulang sesekali untuk memukuli Emak dan Hartono. Sudah tak terhitung berapa kali luka yang ditorehkan suaminya kepada ia dan Hartono. Terakhir kali bajingan itu datang adalah ketika ia meminta uang untuk mabuk dan berjudi. Rumahnya Emak dan Hartono tak pula bagus, hanya terbuat dari anyaman bambu dengan atap yang mulai bocor di sana sini. Apa hal yang orang irikan dari situasi semacam ini?

Biaya berobat Hartono juga tak murah. Untuk pergi ke orang pintar, Emak harus menahan lapar selama berhari-hari. Tapi, sebetulnya kondisi Hartono sempat membaik tatkala desa itu dikunjungi oleh seorang dokter muda yang menawarkan pengobatan gratis. Dokter itu menyebut suatu nama penyakit yang susah untuk Emak lafalkan. Tapi, intinya, Hartono bisa sembuh dengan minum obat. Naasnya, kehadiran dokter banyak diprotes oleh tokoh-tokoh masyarakat. Ia dianggap menganggu mata pencaharian para dukun dan tokoh agama setempat. Karenanya, dokter yang baik hati itu akhirnya diusir keluar dari desa.

Emak jadi kalang kabut lagi pasalnya ia telah bergembira dengan perkembangan Hartono yang sudah tak berbicara soal misi, agen, dan hal-hal aneh lainnya. Kini, Hartono kembali gila lagi dan kondisinya semakin parah saja.

Hartono mulai menyerang orang-orang yang ada di hadapannya karena ia melihat sosok mahluk itu dalam diri mereka. Ia juga mulai mengatakan pada Emak bahwa ia akan minggat dari rumah selama tiga hari untukk mencari keberadaan si mahluk dan membunuhnya demi kebaikan bersama. Emak tak bisa mencegahnya, anak itu berlari dengan kencang entah ke mana. Dengan pisau dapur yang disandangnya, punggung Hartono mulai menghilang cepat tak tersusul oleh Emak.

Ketika Hartono lewat, warga desa langsung menghentikan semua aktivitasnya. Mereka mengunci diri di dalam rumah, di dalam warung, dan bahkan sekolah-sekolah pun digembok dengan kuat. Anak-anak kecil mulai ditakuti oleh cerita Hartono si orang gila yang akan menyerangnya apabila mereka tidak menurut pada orang tua. Mereka bermain sampai magrib, Hartono akan datang. Mereka tak bisa menghabiskan makan, Hartono akan lewat. Dan bahkan jika mereka tak mau tidur, Hartono akan muncul di depan pintu rumah sambil mengetukkan pisau dapurnya yang tajam.

Alhasil, desa jadi terasa mati karena warga tak berani keluar. Teror Hartono dianggap sangat meresahkan karena warga meminta Emak untuk mengurung Hartono di dalam rumah sendirian.

Emak hancur bukan kepalang. Setiap hari ia mencari keberadaan Hartono. Dengan muka yang panas oleh rasa khawatir bercampur malu, Emak mendatangi satu-persatu rumah tetangga untuk menanyai mereka soal ke mana perginya si Hartono. Terkadang, ia mendapat dengusan marah dari orang yang ditanyainya. “Kalau anakmu gila, baiknya kau pasung saja dia di dalam rumah!” ujar mereka.

Dalam keputusasaan yang teramat, Emak pulang dengan tangan hampa. Ia melihat pintu rumah telah terbuka dan betapa terkejutnya ia kala melihat ceceran darah di lantai rumah. Emak buru-buru memeriksa satu per satu ruangan dan di dalam kamar ia melihat tubuh suaminya terbujur kaku dengan darah yang terus mengalir dari sebuah lubang di dadanya. Hartono terduduk takzim di sana. Bagaikan seorang superhero, ia berkata pada Emak, “Aku sudah membunuh mahluk itu. Aku menyelamatkan semuanya. Aku berhasil!”.

Emak hanya berdiri mematung di ambang pintu melihat anaknya dengan air muka teramat tenang. Lantas, ia menutup pintu, menyelamati Hartono seraya bertanya,” Bolehkah aku bergabung jadi agen denganmu?”

Hartono mengangguk senang dengan senyum sumringah. Emak lalu menerima pisau dari Hartono dan mulai mencabik-cabik isi perut suaminya. Bau anyir darah mengambang pekat di udara. Mereka berdua berpesta. Mereka berdua bahagia.

RIZKY RAHMALITA

Editor: R.SABILA FAZA RIANA

27 thoughts on “Orang Gila”
  1. I will right away grab your rss feed as I can’t find your e-mail subscription link or newsletter service. Do you have any? Please let me know in order that I could subscribe. Thanks.

  2. Hey there, You have performed a great job. I will definitely digg it and personally recommend to my friends. I am sure they will be benefited from this web site.

  3. I feel this is one of the such a lot important information for me. And i’m glad reading your article. However wanna remark on few basic things, The site taste is perfect, the articles is really excellent : D. Good process, cheers

  4. I think this is one of the such a lot important information for me. And i’m satisfied reading your article. However want to remark on few common things, The website taste is ideal, the articles is actually excellent : D. Just right task, cheers

  5. I am curious to find out what blog system you happen to be working with? I’m experiencing some minor security problems with my latest website and I would like to find something more safe. Do you have any solutions?

  6. First off I want to say awesome blog! I had a quick question that I’d like to ask if you don’t mind. I was curious to know how you center yourself and clear your mind before writing. I have had a difficult time clearing my mind in getting my thoughts out. I do enjoy writing but it just seems like the first 10 to 15 minutes are wasted just trying to figure out how to begin. Any ideas or tips? Appreciate it!

  7. Hmm it seems like your site ate my first comment (it was extremely long) so I guess I’ll just sum it up what I had written and say, I’m thoroughly enjoying your blog. I as well am an aspiring blog blogger but I’m still new to the whole thing. Do you have any helpful hints for novice blog writers? I’d definitely appreciate it.

  8. Have you ever thought about creating an e-book or guest authoring on other websites? I have a blog based upon on the same ideas you discuss and would really like to have you share some stories/information. I know my audience would value your work. If you are even remotely interested, feel free to send me an e-mail.

  9. Unquestionably believe that which you stated. Your favorite justification appeared to be on the internet the simplest thing to be aware of. I say to you, I definitely get irked while people consider worries that they plainly do not know about. You managed to hit the nail upon the top as well as defined out the whole thing without having side effect , people can take a signal. Will likely be back to get more. Thanks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *