Judul : Rumput Tetangga
Genre : Drama, komedi, keluarga, fantasi
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain : Titi Kamal, Donita, Gading Marten, Tora Sudiro, Raffi Ahmad, Asri Welas, Kirana Larasati
Durasi : 1 Jam 44 Menit
Rilis : 18 April 2019
Rumput tetangga adalah film Indonesia tahun 2019 yang ber-genre drama, komedi, keluarga dan fantasi. Film ini menyinggung perihal isu perempuan yang telah dewasa, sebab terdapat dua persepsi mengenai bagaimana figure seorang perempuan yang berprofesi menjadi ibu rumah tangga dan wanita karir. Suatu hari, ketika impian seorang ibu rumah tangga menjadi wanita karir terwujudkan dengan kartu ramalan, terdapat rasa penyesalan dan kekecewaan yang menghampirinya setelah kartu ramalannya tidak bisa mengembalikannya pada kebahagiaan yang sebenarnya. Lantas apakah ia bisa kembali pada kehidupan semula?
Perjumpaan Kirana dan Ben
Perempuan itu bernama Kirana, saat masa Sekolah Menengah Atas (SMA) ia merupakan siswi yang populer dan berprestasi secara akademik dan non-akademik, jabatannya sebagai ketua OSIS dan ketua cheerleader menjadikannya sebagai murid terkenal. Selain itu, parasnya yang cantik mampu memikat siswa laki-laki bernama Ben dan berhasil membuatnya jatuh hati pada Kirana. Saat itulah Kirana dan Ben berpacaran dan dikategorikan sebagai couple ter-famous oleh teman-teman di sekolahnya. Hubungan Ben dan Kirana tidak hanya berkisah di SMA saja tetapi berlanjut sampai kuliah hingga jenjang pernikahan dan telah dikaruniai dua orang anak perempuan dan laki-laki bernama Rega dan Windy.
Hari-hari Kirana selalu dihadapi berbagai persoalan keluarga, rasa kegagalannya sebagai istri yang ideal untuk Ben karena kerap kali gagal dalam menyajikan makanan, dan berbagai kegagalan lainnya sebagai ibu rumah tangga selalu menghantui pikirannya. Rega, anak laki-lakinya yang mengidap penyakit disleksia mengakibatkan penglihatannya kabur, akibatnya nilai sekolahnya menurun drastis dan Windy, anak perempuannya yang selalu kambuh dari penyakit alerginya pada kacang.
Untuk mengobati penyakit Rega, ia harus mendapatkan tindak lanjut berupa operasi, hal tersebut membutuhkan banyak biaya pengeluaran, sedangkan Kirana hanya seorang ibu rumah tangga tanpa sebuah penghasilan dan hasil pendapatan kerja suaminya, Ben sangat kurang. Saat itu, ia menyiasati pilihannya menikah dengan Ben saat lulus kuliah, menurutnya, seharusnya ia terlebih dahulu untuk mewujudkan karir impiannya sebagai Public Relation (PR) Consultant.
Reuni SMA dan Stand Ramal Madam Sri Menyan
Kirana kerap curhat kepada sahabat SMA-nya, Diana, seorang wanita karir PR Consultant yang selalu didampingi asistennya, Indra. Diana juga seseorang yang pernah menyukai Ben saat SMA, namun kisah cintanya tidak berujung manis, karena saat itu Ben lebih mencintai sahabatnya Kirana. Pertemuan antara Kirana dan Diana di Restaurant saat itu, berbincang mengenai acara reuni SMA dan tentunya mengundang Kirana dan suaminya, Ben untuk hadir.
Status ibu rumah tangga Kirana sudah jauh lama diketahui oleh Diana, namun Diana berbohong kepada teman-teman SMA-nya bahwa profesi Kirana adalah PR Consultant, tentu saja Kirana terkejut akan kebohongan yang diciptakan sahabatnya. Di acara reuni, Kirana menghindari perbincangan dengan teman-temanya karena menurutnya reuni hanya ajang pamer diri dan memuji kebohongan profesi dirinya sebagai wanita karir, padahal ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Dengan langkah penuh lamunan, Kirana mengunjungi stand yang berada di samping kolam, matanya tertuju pada stand merah bertuliskan “Stand Ramal Madam Sri Menyan,” dengan rasa penasaran, Kirana memasuki stand tersebut.
Setelah itu, Kirana mengutarakan segala penyesalannya di masa lampau atas pilihannya kepada Madam Sri Menyan, lalu ia mengambil satu kartu yang menunjukan tulisan “hari berganti, kembali ke titik awal, setelahnya tidak akan kembali”. “Apa ini artinya?” tanya Kirana. “Nanti kamu juga akan mengerti. Simpan dan buka lagi nanti, jika berwarna hitam maka bersyukurlah, jika merah keinginanmu akan terwujud,” tutur Madam.
Beberapa langkah saat Kirana pergi meninggalkan stand merah tersebut, ia melihat kartu yang digenggamnya berubah menjadi warna merah. Dan tiba-tiba semuanya berubah.
Pagi itu, Kirana terbangun di sebuah kamar mewah. Ia melihat sekitarnya dan menyadari kejadian semalam. Ia tersadar, bahwa malam itu kartu berwarna merah. Artinya sekarang ia adalah Kirana seorang PR Consultant. Hari demi hari ia lalui, tetapi ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Kirana yang saat ini adalah seorang wanita karir yang belum berkeluarga, agenda rapat yang sangat padat membuatnya sangat lelah dan letih. Ia merindukan kedua anak dan suaminya, Ben. Hingga suatu saat ia mencari keberadaan mereka yaitu dengan mendatangi rumahnya di masa sebelum ia berubah.
Kirana saat itu kebingungan, karena tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya termasuk si mbok (asisten rumah tangga). Saat memasuki ruang tamu, ia melihat foto keluarga berjajaran pada dinding namun, perempuan dibingkai itu bukan dirinya, melainkan Diana sahabat SMA-nya. Oleh karena itu, ia dianggap orang asing dan terlihat mencurigakan, sehingga si mbok mengusirnya pergi meninggalkan rumah.
Derai air mata Kirana memenuhi pipinya. Ia heran mengapa banyak foto Diana disana. Hingga saat pulang menuju apartemen ia merasa putus asa, ia menyadari bahwa hanya keluarga sumber kebahagiaan. Ia terus meratapi kartu dari Madam Sri Menyan dan berharap semuanya bisa memutar waktu kembali. Indra, asistennya, menghampiri Kirana dan memberikan kartu undangan reuni SMA. Ia sadar bahwa sekarang adalah tepat sehari sebelum kejadian ia bertemu Madam Sri Menyan dan teringat sebuah kalimat yang diucapkannya; “hari berganti, kembali ke titik awal, setelahnya tidak akan kembali.”
Kartu Hitam, Kebahagiaan, dan Penyesalan
Di acara reuni, Kirana bergegas menemui Madam Sri Menyan, dan meminta untuk kembali pada dirinya yang dulu. Namun saat dikabulkan oleh Madam, ada satu kartu berwarna putih. Menurut Madam, ia tidak bisa kembali karena ada satu orang yang masih menginkan kehidupannya, yaitu Diana. Jika ia ingin kembali, ia harus menukarkan kartunya dengan persetujuan kartu dari Diana.
Perselisihan besar terjadi pada Diana dan Kirana, setelah akhirnya Diana luluh dan mau menukarkan kembali kartunya, jam rumah menunjukan pukul 12 malam. Kirana menyerah, karena menurutnya akan sia-sia. Tetapi Diana mengingatkan bahwa semua jam dirumah dipercepat 30 menit karena kebiasaan Kirana yang sering terlambat. Menyadari hal itu, mereka bergegas menuju acara reuni dan kembali menemui Madam Sri Menyan. Malam itu, Kirana dan Diana kembali dengan kehidupannya semula. Menjalani apa yang sudah mereka mulai sejak awal, bisnis dan keluarga.
Film ini mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang kita miliki hari ini, bahagia dengan apa yang tengah kita perjuangkan hari ini. Bahagia itu sederhana, syukuri kehidupan kita maka untuk selanjutnya hidup kita pun akan penuh dengan rasa syukur. Rasa syukur itulah yang mengantarkan kita pada kebahagiaan setiap hari. Sebab, jika kita mendapatkan kehidupan seperti orang lain yang kita inginkan, belum tentu kita akan bahagia seperti apa yang dibayangkan. Kemudian dalam peran apapun, perempuan adalah seseorang yang luar biasa. Tidak mengenal apapun pilihan profesinya, ibu rumah tangga atau wanita karir, mereka akan tetap sama-sama bersinar.
Dewasa kini, tidak sedikit perempuan yang memilih untuk berprofesi sebagai ibu rumah tangga selalu dipandang sebelah mata. Tekanan sosial yang didapatkan perempuan yang tidak memilih menjadi wanita karir pun kerap diperbincangkan oleh lingkungan masyarakat. Melalui film bertajuk Rumput Tetangga ini, semua persoalan tersebut telah direpresentasikan, yakni keluh kesah seorang perempuan yang sudah menikah dan profesi yang dipilihnya. Dengan segala pengakuan dan penyesalan Kirana, sudah menjelaskan bahwa sesuatu akan terasa berharga jika kita telah kehilangan, maka daripada itu, sejatinya kebahagiaan apapun tidak bisa kita rasakan jika kita tidak mensyukurinya.
“Ini semua emang kehidupan yang gue mau, tapi bukan ini kehidupan yang gue butuhin,” kutipan Titi Kamal, pemeran Kirana dalam film.
PRITA STANIA AGUSTINA
Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: ALISYA NUR FACHRIZA
Hey there! This is my first visit to your blog! We are a team of volunteers and starting a new project in a community in the same niche. Your blog provided us valuable information to work on. You have done a outstanding job!
Hello.This article was extremely motivating, particularly because I was browsing for thoughts on this topic last Thursday.