Tangkapan layar Dheni Harmaen, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saat membahas hasil angket Dialog Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang berlangsung lewat telekonferensi Zoom pada Sabtu, 13 Februari 2021. (Erika/ JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (HMBSI) Universitas Pasundan Bandung kembali menggelar Dialog Mahasiswa bertajuk Sampaikan Apresiasi dan Aspirasi untuk Pengembangan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Sabtu, 13 Februari 2021 melalui telekonferensi Zoom.

Nadiyah Jayanti, selaku ketua pelaksana memaparkan hasil rekapitulasi angket yang meliputi fasilitas, pelayanan, proses pembelajaran, kebijakan, serta kritik dan saran dari para mahasiswa PBSI.

“Yang pertama itu ada diagram fasilitas, kesimpulan dari diagram fasilitas berdasarkan data dari responden diperoleh hasil bahwa 61,5% mahasiswa puas dan 38,5% mahasiswa tidak puas akan fasilitas yang ada. Maka fasilitas masuk ke dalam ketegori baik, adapun yang paling menonjol dari ketidakpuasan mahasiswa adalah pada subsidi kuota dan pembelajaran sinkronus melalui BBB atau Big Blue Button,” ungkap Nadiyah.

Dalam hasil angket yang dibagikan, meskipun dalam fasilitas pembelajaran sinkronus melalui BBB tidak berjalan dengan baik, tapi hasil untuk keseluruhan proses pembelajaran dinilai sangat baik dan mendapat presentase tertinggi.

“Proses pembelajaran diperoleh hasil bahwa 94,4% mahasiswa puas dan 5,6% mahasiswa tidak puas. Maka proses pembelajaran masuk ke dalam kategori sangat baik. Yang paling menonjol dari ketidakpuasan mahasiswa adalah alokasi waktu pembelajaran tidak sesuai dengan yang ditetapkan,” sambungnya.

Menanggapi hasil angket yang telah dipaparkan, Dheni Harmaen, ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mengungkapkan bahwa pihak dosen maupun fakultas selalu membicarakan mengenai masalah-masalah pembelajaran yang ada dan akan terus melakukan pembaharuan.

“Masalah-masalah ini banyak sekali ya, bukan hanya di tingkat dengan dosen tapi juga di tingkat fakultas dan program studi selalu dibicarakan masalah bagaimana pembelajaran e-learning itu termasuk LMS (Learning Management System), dan itu terus diperbaharui dan terus dilaksanakan,” ujar Dheni.  

 

Erika
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *