Tangkapan layar pemain film “Tak Terbaca”, Inka Tresna, MC (kiri), Revita Amalia, sebagai Gita (tengah) dan Ramanda Reksa, sebagai Dimas (kanan) saat berlangsungnya perilisan film pendek bertajuk Tak Terbaca yang diselenggarakan via Zoom Meeting pada Rabu, 28 Juli 2021. (Cindy Alivia Maharani/JUMPAONLINE)

Kampusiana, JumpaonlineUnit Kegiatan Mahasiswa, Lingkung Seni Mahasiswa Universitas Pasundan (Lisma Unpas) melalui program Lisma Movement Creativity (Limit) merilis film pendek yang berjudul Tak Terbaca. Film tersebut tayang perdana di channel Youtube Lisma pada Rabu, 28 Juli 2021. Film dengan tema “Eksistensi Pemuda dalam Berkarya di Masa Pandemi” dijadikan sebagai acuan atau tantangan tersendiri untuk golongan muda agar terus berkarya tanpa ada batasan.

Egi Pratama, script writer mengatakan, ia mengambil cerita ini berdasarkan penglihatannya terhadap remaja zaman sekarang yang banyak menghadapi masalah di dalam atau di luar rumah, dengan mengambil dua sudut pandang untuk menyelesaikan konflik yang ada di short movie ini sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

“Kita di sini mengambil dua sudut pandang, karena remaja sekarang banyak yang mengambil jalan baik, yaitu dengan menghadapinya dan menyelesaikannya, dan ada juga dengan jalan yang tidak baik, melalui jalan pintas dengan mengabaikan masalahnya,” ujar Egi.

Luthfi, Sutradara menyebutkan, kendala dalam masa produksi film pendek di masa pandemi ini, yaitu dari crew, karena crew baru pertama kali membuat short movie, sehingga ada beberapa visual dan audio yang mengalami kesalahan teknis membuat lambat waktu garapan film tersebut.

“Kendalanya dari crew, baru pertama kali membuat short movie dan sedang sama-sama belajar, sehingga ada kesalahan visual dan audio, seperti suara hujan, motor lewat, visual audio bocor, dan ada beberapa kesalahan teknis lain yang tidak terduga,” tambah  Luthfi.

Ziyan Khatami, Ketua Umum Lisma sekaligus Executive Producer film Tak Terbaca mengatakan, program Limit ini merupakan inisiasi dari pengurus Lisma yang bekerja sama untuk dapat menyesuaikan kondisi pandemi dan berhasil menghasilkan sebuah karya. Ziyan pun tidak lupa memberikan harapan untuk para pelaku seni untuk bergelut dengan kondisi pandemi.

“Lisma Movement Creativity atau Limit merupakan progaram inisiasi dari pengurus Lisma dan kita berhasil menyesuaikan kondisi pandemi dibuktikan dengan short movie yang dirilis hari ini. Harapan untuk pelaku seni, jangan pernah jadikan kondisi ini untuk berhenti berkarya,” Pungkas Ziyan.

 

CINDY ALIVIA MAHARANI

Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *