Sampah Plastik Belum Teratasi, Sampah Masker Tidak Terkendali

Nasional, Jumpaonline– Pandemi tidak hanya berpengaruh pada sektor kesehatan, ekonomi, dan sosial saja, namun berpengaruh juga pada sektor lingkungan. Krisis lingkungan yang belum juga terselesaikan ini, disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang kurang tegas dalam mengatasi masalah pada lingkungan, serta kurangnya kesadaran masyarakat terhadap dampak jangka panjang. Sejak pandemi Covid-19, sampah masker menjadi momok baru terhadap isu lingkungan.

Menanggapi hal tersebut, Saiful, nelayan yang terdampak menjelaskan, sampah plastik dan sampah masker sekali pakai menyebabkan ekosistem laut terancam. Banyak dari nelayan yang mengeluhkan banyaknya sampah di perairan yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan mereka.

“Lebih banyak sampah daripada ikan, sangat meresahkan para nelayan,” ujar Saiful, nelayan asal Kalimantan Timur, ketika dihubungi melalui whatsapp.

Saiful mengakui, di perairan Kalimantan Timur sudah ada petugas kebersihan yang membersihkan sampah-sampah di perairan tersebut. Namun, ia menilai, upaya tersebut belum berhasil sepenuhnya untuk membersihkan  sampah di perairan.

“Petugas itu ada tapi sampahnya cuman berkurang sedikit jadi tetep aja tidak efektif,” kata Saiful.

Selain itu, Ketut, nelayan asal perairan Laut Biru mengungkapkan, dari tahun ke tahun, sampah semakin banyak dan bermacam-macam. Berbeda saat dia baru menjadi nelayan, air terlihat jernih dan sampah hampir tidak ada. Bahkan biasanya para nelayan bisa menangkat 50 kilogram sehari, namun karena sampah yang semakin banyak, kadang para nelayan hanya dapat 15 kilogram atau tidak dapat sama sekali.

“Nangkap ikan dulu itu dapat banyak, air jernih terlihat jelas ikan-ikan itu. Sekarang tidak, susah tangkap ikan, air lebih gelap terus kehalang si sampah itu, bukan ikan yang didapat tapi masker bekas, sarung tangan dokter, botol bekas, sampai mangkok plastik pun ada,” pungkas Ketut.

Kristin Kharisma F

Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas