Kampusiana, Jumpaonline – Warna Panggung mengadakan pertunjukan seni, teater dan sastra di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Unpas pada Kamis, 27 Oktober 2022 yang digelar di Aula Haji Hasan Mustafa, Setiabudi, Bandung. Terdapat enam drama pendek berbahasa Sunda dalam pertunjukan tersebut, berjudul: Sabot Moyan, Bandera, Hate Ratug Tutunggulan Girimis Wanci Magrib, Purbararang, dan Sora-Sora Jeroning Sirah.
Rinrin Candraresmi, pendiri Warna Panggung sekaligus sutradara dan penulis naskah menjelaskan pertunjukan dilatarbelakangi untuk mengisi kekosongan yang terjadi selama pandemi Covid-19. Selain itu, pertunjukan seni, teater, dan sastra perdana diselenggarakan oleh Warna Panggung.
“Saat covid-19 merajalela di Indonesia, semua kegiatan banyak yang vakum, baru bangkit lagi sekarang-sekarang. Lalu saya berpikir untuk membuat sesuatu, tetapi tidak dinaungi bendera orang lain. Sehingga saya harus membuat bendera sendiri dan diberi nama Warna Panggung, berdirilah Warna Panggung pada tanggal 7 Juli 2022. Naskah ini ditulis sambil berjalan. Naskah ada, nama grup juga ada. Lahir keduanya nyaris bersama,” ujar Rinrin.
Keikutsertaan Unpas dalam pertunjukan bukan hanya sebagai media partner, tetapi juga sebagai fasilitator yang menyediakan sarana.
“Unpas banyak andil dalam pertunjukan ini, seperti menyediakan tempat, membantu menyediakan makanan, dan ibu dekan pun ikut bermain peran dalam pertunjukan. Meski tidak meng-cover semuanya, tetapi Warna Panggung sangat terbantu,” pungkas Rinrin.
Kiki, mahasiswa Sastra Inggris merasa senang dengan alur cerita yang disajikan, meskipun perlu pemaknaan lebih dalam karena enam drama dikemas secara singkat dan padat, sehingga beberapa makna tidak tersampaikan dengan cepat kepada penonton.
“Bagus dan seru, tetapi selama saya menonton enam drama sekaligus membuat saya perlu berpikir lebih untuk mendapatkan makna dari setiap drama. Seperti tadi ada adegan ibu yang naik ke atas kursi, saya kira akan bunuh diri ternyata tidak,” ujar Kiki.
FITROH RARA AZZAHRO
Editor: R.SABILA FAZA RIANA