Ilustrator: Erika

Tindakan kekerasan pada hewan atau Animal Abuse adalah tindakan manusia menyiksa hewan dengan tujuan selain perlindungan diri atau demi keuntungan pribadi. Pelakunya tidak lain adalah manusia, makhluk yang diistimewakan dan dianugerahi kemampuan berpikir. Tetapi, banyak dari mereka tidak bisa menggunakan kemampuan berpikir dalam hal Animal Abuse.

Filsafat manusia harus hadir untuk mengubah cara berpikir manusia menjadi lebih baik, tidak hanya memikirkan diri mereka sendiri, tetapi juga memikirkan kesejahteraan kehidupan makhluk hidup lain. Dimulai dengan filsafat, sebagai proses berpikir dan mengenal perbedaan manusia dengan hewan menurut para filsuf.

Animal Abuse, tindakan yang sengaja menyakiti, melukai, atau merusak kesehatan hewan, tidak memberi makanan atau minuman, dan tindakan kekerasan yang masih seringkali diabaikan, semisal memotong ekor dan kuping anjing untuk keindahan, mengebiri, mengeksploitasi hewan untuk sirkus, serta menggunakan hewan sebagai uji coba kedokteran (vivisectie) diluar batas kelaziman.

Sebagai manusia yang memiliki nalar, seharusnya bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Hewan memiliki peranan yang penting bagi kehidupan manusia. Tetapi, mengapa manusia sering memperlakukan hewan dengan semena-mena seperti menyiksa, membunuh, mengeksploitasi dengan cara menjadikan mereka sebagai hewan sirkus, hasil dari pertunjukan digunakan untuk keuntungan si manusia.

 

Dari sudut pandang filsafat sebagai proses berpikir

Manusia adalah makhluk yang senantiasa berpikir, dengan kemampuan berpikir inilah, manusia merasa bingung dengan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, dengan kemampuan berpikir inilah manusia mendapat suatu jawaban yang logis. Filsafat membantu manusia untuk mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada, memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup, dan pandangan dunia. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan, memahami diri sendiri dan dunia, mengembangkan kemampuan dalam menalar, dan memberikan bekal untuk memperhatikan pendangan diri sendiri dan orang lain dengan kritis.

 

Perbedaan manusia dan hewan menurut para filsuf

Aristoteles membedakan manusia dan hewan berdasarkan kepemilikan bahasa. Manusia   memiliki bahasa yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan membedakan baik-buruk. Bagi Descartes, sudah menjadi hal yang jelas bahwa hanya manusia yang memiliki akal budi atau rasionalitas. Hanya manusia yang mampu meragukan dirinya. Tindakan meragukan itulah yang membuat dirinya menjadi manusiawi. Pada akhirnya, pandangan Descartes sendiri sama seperti Aristoteles. Ia memandang bahwa ada perbedaan signifikan yang amat besar yang membedakan manusia dan hewan. Manusia memiliki karakteristik spesial yang tak dimiliki oleh hewan, seperti bahasa dan akal budi.

Ditinjau dari pendapat beberapa filsuf tentang perbedaan manusia dengan hewan, dapat dikatakan memang manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan hewan dan tumbuhan di alam semesta ini. Manusia diciptakan dengan akal budi yang dapat membedakan hal buruk dan yang baik, serta dapat berbicara dengan bahasa yang dimengerti.

Hewan tidak bernalar dan berbahasa seperti manusia. Tetapi, dapatkah mereka menderita? mereka sangat bisa menderita, disaat hewan lain hidup berkelompok di alam liar, melakukan aktivitas yang mereka inginkan. Sekarang, dimana letak akal budi manusia yang menjadi pelaku Animal Abuse ini? apakah mereka tidak sadar akan penderitaan hewan-hewan yang mereka eksploitasi hanya untuk menghasilkan uang yang mereka inginkan? atau sebenarnya mereka sadar tetapi tidak peduli akan hal tersebut?

Pada Undang-Undang No.18 Tahun 2009, Pasal 66-67 tentang kesejahteraan hewan, Indonesia sudah memiliki hukum yang mengatur bagaimana cara kita memperlakukan hewan, tetapi mengapa masih banyak terjadi kejahatan pada hewan? Itu karena kurangnya pemahaman para warga kita akan kepedulian terhadap hewan.

Masih sangat minimnya kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia menjadi kendala terhadap kesejahteraan satwa. Sehingga, dibutuhkan suatu gerakan yang mengedukasi kepedulian masyarakat akan makhluk hidup lain, tidak hanya hewan, tetapi juga tumbuhan. Dibutuhkan juga pemahaman filsafat, agar setiap manusia bisa berpikir dengan baik dan bertindak sesuai dengan hukum alam.

 

RIZAL FAUZAN

https://antronesia.com/filsafat-manusia/

https://beritabojonegoro.com/read/18915-lemahnya-tindakan-hukum-terhadap-pelaku-tindak-kekerasan-pada-hewan.html

3 thoughts on “Animal Abuse dari Kacamata Filsafat Manusia”
  1. Hi, Neat post. There’s a problem together with your web site in web explorer, could check this¡K IE nonetheless is the market leader and a good portion of folks will omit your magnificent writing due to this problem.

  2. I may need your help. I tried many ways but couldn’t solve it, but after reading your article, I think you have a way to help me. I’m looking forward for your reply. Thanks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *