Perwakilan anggota dari setiap Partai yang menghadiri acara diskusi terbuka di Koridor FISIP Unpas, Senin, 2 Maret 2020.(Muhammad Lutfi/JUMPAONLINE)

Lengkong,jumpaonline – Partai Demokrasi ISIP (DISIP) mengadakan diskusi terbuka di koridor Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) pada Selasa, 2 maret 2020. Diskusi tersebut menjadi media argumentasi bagi setiap partai untuk kegiatan Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) agar berjalan adil, sehat dan damai.

Ezsa Alnazhari, pelaksana tugas partai DISIP mengatakan, bahwa diskusi ini terbuka untuk umum juga untuk mensosialisasikan kepada mahasiswa terkait partai politik dan kegiatan demokrasi FISIP yaitu Pemira.

“Kami sendiri dari DISIP kan merupakan partai baru yang ada di FISIP Unpas jadi kami ingin ada warna yang berbeda nanti didalam pemira,”ucapnya

Muzaki, ketua umum Partai Jong Pasundan, mengatakan dengan adanya acara ini  mendapat banyak pengetahuan Politik kampus yang diharapkan bisa menjadikan FISIP semakin lebih baik.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karna di FISIP Unpas terdapat sistem pemira yang dijadikan pembelajaran kepada mahasiswa, karna fakultas kita mengedepankan ilmu sosial dan politik,” tutur Muzaki

Muhammad Syakir Sopyan, salah satu perwakilan Partai Konsolidasi Mahasiswa Pasundan (Kompas) menambahkan, Acara ini dijadikan ajang silaturahmi antara kader Partai dengan Mahasiswa. Selain itu, Mahasiswa turut ikut serta menjalankan marwah Demokrasi agar tetap terjaga.

“Menurut saya dengan kampus kita yang mengatut sistem demokrasi acara ini bagus dalam silatuhrahmi yang secara formal,” ucanpnya

Sumardhani, Wakil Dekan III FISIP Unpas, mengatakan banyak agenda yang diselenggarakan oleh Partai Politik FISIP melalui bentuk edukasi dan sosialisasi kepada Mahasiswa. Seperti, Kajian Wanita yang diadakan Partai Kompas dan Kajian Asia yang dihelat oleh Partai Jong Pasundan. Namun sikap apatis Mahasiswa terhadap sistem Politik kampus yang masih menjadi persoalan hingga saat ini.

“Dari sosialisasi saya rasa cukup ya karna saya juga pernah mengikuti kajian tentang wanita dan juga studi asia jadi tinggal kesadaran dari mahasiswa sendiri yang mau kebilik suara,” ucap Sumardhani.

 

Penggiringan Massa

Dalam acara ini turut membahas soal penggiringan massa yang sering dilakukan oleh Partai ketika kegiatan Pemira berlangsung, yang bisa memengaruhi Mahasiswa dalam menentukan pilihan.

Raden M. Adam Ath-Thariq, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP Unpas berpendapat, terkait penggiringan Mahasiswa merupakan hal yang wajar dalam berdemokrasi, asalkan tidak melanggar regulasi Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) karena itu merupakan salah satu cara dalam mendapatkan suara.

“Penggiringan itu cara main partai mau apapun bentuknya selama tidak merusak dan melanggar peraturan KPUM sah-sah saja,” tutur Raden

Rizki Anwar Fauzia, ketua KPUM menerangkan bahwa regulasi Pemira tidak akan berubah seperti tahun tahun sebelumnya dan akan mengikuti undang-undang yang sudah ada.

“Jadi ada undang-undang yang sudah ditetapkan mengenai Pemira dan kami tidak akan melenceng dari undang-undang yang sudah ada” ucap Rizki

Rizki pun menambahkan, bahwa KPUM tidak ditunggangi oleh kepentingan politik apapun dalam Pemira yang akan dilaksanakan dan mereka hanya melakukan tugas yang diamanatkan untuk mengawal Pemira dengan tertib.

“Kami hanya akan melakukan tugas yang diamanatkan sesuai undang-undang,” tutup Rizki

Mahasiswa yang hadir di acara pun berpendapat, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi Mahasiswa untuk menjelaskan kegiatan Pemira yang akan dilaksanakan sebagai pembelajaran mengenai perpolitikan di kampus.

“Saya harap dengan adanya acara diskusi ini sangat bermanfaat bagi saya sebagai mahasiswa apatis,” tutup Markus, mahasiswa Hubungan Internasional.

 

MUHAMMAD LUTHFI | INSAN KAMIL  

Anggota Muda ‘LPM’ Jumpa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *