
Sebuah kota tampak megah dan berjaya
Penuh dihuni manusia
Cerdik berlogika bahkan gagah
Namun ada kejanggalan yang nyata
Di sana,
Suara bising berdesing mesin-mesin kontraktor
Meneror gubuk-gubuk pemukiman
Milik si miskin yang diacuhkan
Sedang penguasa
Di dalam gedung lembaga
Saling sikut berebut kuasa
Demi harta dan bahagianya
Di pedalaman rimba raya
Tampak anggun penuh flora dan fauna
Berisi orang-orang suku yang penuh budaya
Yang menjadikan alam sebagai leluhurnya
Namun kini
Kebebasannya terusik tuan tanah dan menjadi pesakitan dalam gema
Sebab tanahnya dikeruk tak terhingga
Oleh sekumpulan manusia kota pemuja profit dan berhala-berhala
Di kaki-kaki gunung
Orang-orang desa melolong
Teriak minta tolong
Sebab tanah dan tempat mata pencahariannya
Dihantui aktivitas pabrik semen
Yang mengacaukan polusi
Untuk proses panen padi
Ohhh dunia yang dibina kini
Adalah dunia kontradiksi
Yang sengaja dicipta para penguasa
Penyembah berhala juga kuasa
Suram, lagi padam nasib induk dunia
Melayang pada poros telaga
Siklus-siklus fana
Yang mengatur jalannya peradaban
Gila kalian wahai semua penguasa
Yang sibuk memperindah dan mengubah dunia
Duka, balada, sungkawa
Hanya itu isinya dunia
Tak ada bahagia juga cinta
ALICIA
Mahasiswa Unpas Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2016
/