
Sebuah pagi meruap dalam kabut
Mata tajam mengunyah kesaksian
Orang-orang banal, pemuja tren keindahan
Orang-orang berdahi tipis, gusar akan kesempurnaan
Lupa akan makna hari raya, binal berlapar-lapar hindari persoalan.
Mereka berkerumun, melengkapi formasi lingkaran
Tambal sunyi hati dengan ritual lebaran
Melengkapi formalitas dengan topeng dan warna kain bahan
Berhamba pada kata maaf, kurus akan keikhlasan.
Lalu di jalan ku melihat
Anak-anak mengamen, malu menggelantung
Pedagang berkeringat, mata bersayap sayup sayu
Petugas keamanan bercadar petaka rindu
Dan danau penyesalan menggenang
Di usik angin, menciptakan sirkulasi keresahan.
Maka, bukan lebaran lah bagi si lusuh di pojokan
Kemenangan menghindari yang tak berkecukupan
Fitrah yang parsial jauh dari edaran yang komunal
Kesucian hanya ilusi yang idealkan
Bukan proses, bukan peluh kesabaran.
Gedung sate, 31 Maret 2025.
Kontributor: BAGEA PRACEKA SUGEMA