Ilustrator: Mena Dewi

Kampusiana, Jumpaonline Semua berawal dari sebuah pertanyaan yang terlintas di benak saya mengenai bagaimana peranan duta kampus di lingkungan Universitas Pasundan (Unpas). Hal tersebut menjadi alasan terjadinya wawancara terhadap sang Duta Kampus pada hari Rabu, 08 Januari 2025 yang bertempat di Middlepas Coffe, Kampus I Unpas Lengkong. Hari itu, saya berbincang dengan Nadzifa Aurora, sebagai penyandang gelar juara satu dari ajang Duta Kampus angkatan V.

Ketika ditanya arti duta kampus, Nadzifa menjawab dengan lugas bahwa duta kampus adalah seorang figur inspirator untuk para mahasiswa dan calon peminat mahasiswa selanjutnya. Tak hanya itu, Duta Kampus juga bergerak sebagai promotor yang akan mengiklankan Unpas kepada pelajar di beberapa sekolah. Ia menyampaikan bahwa,  seorang duta akan memberikan pemahaman kepada calon mahasiswa bahwa kualitas kampus swasta juga dapat setara dengan kampus negeri. 

Selanjutnya, masih di dalam topik yang sama, saya pun mulai bertanya terkait program kerja yang dilaksanakan oleh Duta Kampus. Dengan diiringi alunan musik yang membersamai perbincangan kami, Nadzifa menuturkan bahwa Surat Keputusan Duta Kampus masih dalam proses sehingga mereka belum memiliki program kerja terikat yang harus dijalankan. Meskipun begitu, saat ini duta kampus kerap aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan resmi kampus, seperti peresmian guru besar, wisuda, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), dan melakukan promosi kampus.

“Itu untuk yang kegiatan di dalam kampus. Kalau di luar kampus, Unpas kan punya Tri Jati Diri, Nyantri, Nyunda, Nyakola  sebagai contoh [figur bagi mahasiswa],” jelas Nadzifa sambil tersenyum.

Nadzifa berbagi pengalaman mengenai asal muasal ketertarikannya pada duta kampus. Dengan mata yang berbinar, Nadzifa menjelaskan bahwa ia menjadi sangat tertarik setelah menonton penampilan para duta kampus di PKKMB pada tahun 2023 lalu. Lama berselang semenjak PKKMB, Nadzifa tak pernah mendengar informasi baru mengenai kegiatannya. Sampai akhirnya,  ia langsung mendaftarkan diri begitu mengetahui penerimaan anggota baru duta kampus beberapa waktu kemudian.

Setelah melakukan pendaftaran, Nadzifa mulai memasuki proses pasanggiri. Selama proses tersebut, ia merasakan tekanan dari pihak luar karena ia memiliki riwayat kegiatan yang serupa, yaitu kegiatan Mojang Jajaka. Hal tersebut membuat orang lain memiliki ekspektasi yang besar padanya. Tetapi ia  tidak memiliki pemikiran yang serupa. Nadzifa merasa bahwa di dalam program ini ia masih harus terus belajar sebab pengalaman pribadinya pasti berbeda dengan kegiatan yang sedang diikuti sekarang.   

“Di sini kita semua kayak gelas kosong, tapi show your potential. Kita yang sebenarnya tuh bukan dilihat dari [pernah] jadi Mojang Jajaka, loh,” terangnya.

Baginya, duta kampus menjadi tempat bagi para peserta untuk terus berusaha mengembangkan potensi diri dan mencoba berbagai hal baru. Program ini diisi dengan mahasiswa yang memiliki segudang bakat dan keterampilan. Dengan diiringi senyuman, Nadzifa menuturkan bahwa, meskipun beberapa di antara mereka memiliki bakat yang sama, seorang duta kampus tetaplah perlu memiliki ciri khas masing-masing. Ia menjelaskan kalau mereka bisa terus bereksplorasi guna meningkatkan kemampuan diri. Nadzifa menggarisbawahi sebuah esensi yang sangat penting dari program ini, yakni sebagai tempat melatih diri agar terus memiliki rasa semangat, kreatif, dan berinovasi.

Setelah cukup puas mendapatkan jawaban, saya mulai penasaran dengan apa saja yang perlu dipersiapkan para peserta selama proses penyaringan berlangsung. Menurut penuturan Nadzifa, peserta dihadapkan dengan beberapa persyaratan. Pada tahap awal, ia perlu mencantumkan transkrip nilai yang sudah memenuhi standar tertentu. Biasanya penyelenggara tidak menerima mahasiswa dengan nilai yang tidak memenuhi syarat. Tak luput, penguasaan tiga bahasa utama, Indonesia, Inggris, dan Sunda juga menjadi sorotan. Setelahnya mereka akan mendapatkan pembekalan, seperti ilmu kepasundanan yang mencakup berbagai hal berkaitan langsung dengan Paguyuban Pasundan dan Unpas. 

“Nggak cuman sejarah, tapi kita juga harus menghapal dosen-dosen dan guru besar. Terus, kayak kampus ini di mana, kampus itu  di mana juga [letak kampus]. Itu lumayan pusing banget,” tutup Nadzifa dengan sedikit terkikik geli. 

Bagaimana penjelasan Wakil Rektor Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, Alumni, Agama, dan Budaya (Belmawabud)?

Tim redaksi LPM Jumpa Unpas, yang terdiri dari saya, Nipa Rianti dan rekan saya, Gita Auliya sebagai yang bertugas dalam menggarap topik ini, berkesempatan menemui Cartono sebagai Wakil Rektor Belmawabud di ruangannya pada hari Jumat, 17 Januari 2024. Saat itu beliau hendak pergi menghadiri rapat, namun ia memberikan waktu kepada kami untuk tetap melakukan reportase. Dalam perbincangan tersebut, kami mengajukan pertanyaan perihal alasan kampus mengadakan program duta kampus. Cartono kemudian menjelaskan bahwa, kampus bertujuan untuk mengapresiasi mahasiswa yang memiliki talenta dan bakat. Hal ini tercetus pada masa awal jabatan rektor sebelumnya, yaitu Eddy Jusuf. 

“Dalam rangka mempertahankan eksistensinya [Unpas] di tengah lautan kemajuan teknologi. Makanya, kita memandang penting dan perlu adanya duta kampus,” jelasnya.

Cartono mengedarkan pandangannya pada kami. Tak lama berselang, ia menuturkan bahwa program duta kampus bisa menjadi ruang untuk bersilaturahmi dengan dunia luar. Melalui hal tersebut mereka dapat membangun koneksi dan dapat berkolaborasi. Menurutnya, kegiatan ini juga dapat melatih para duta untuk bisa berinteraksi dengan kehidupan di luar perkuliahan sebab nantinya mereka akan bersinggungan langsung dengan masyarakat. 

“Mengadaptasi diri, sehingga kemudian [setelah]  lulus dan menjadi sarjana tidak lagi shock culture menghadapi hal baru. Sudah terlatih,” ujar Cartono sembari mengetuk-ngetuk meja di hadapannya.

Kepada kami Cartono menjelaskan bahwa mereka yang sudah ditetapkan sebagai duta kampus harus menjaga nama baik dan muruah Unpas. Langkah yang bisa digunakan untuk meraih hal tersebut adalah dengan adanya penekanan pemahaman  mengenai peningkatan kemampuan untuk berkomunikasi, kerja kolaboratif, dan kemampuan berpikir kritis. 

Ketika kami bertanya mengenai apakah program ini memiliki sebuah jabatan yang tertulis secara struktural, ia menjawab bahwa ada sekelompok perwakilan dari Kemahasiswaan yang bekerja sebagai tim penyeleksian peserta. Dalam praktik seleksinya, kampus menempa kualitas dari para peserta melalui tingkat fakultas, kemudian dilanjutkan ke tahap universitas, dan masuk ke penentuan finalis. Pada proses tersebut mereka akan diberikan pembekalan secara umum guna memantapkan pengetahuan peserta. Cartono menekankan bahwa para peserta juga perlu memahami wawasan tentang Unpas, seperti sejarah berdirinya, identitas kampus dengan ruang lingkup fakultas dan jurusan, dan nilai-nilai yang sudah hidup di lingkungan Unpas. Ia memberikan penekanan ketika menjelaskan bahwa peserta harus mampu memperkenalkan Unpas kepada masyarakat, yakni terdapat sebuah kampus yang memegang teguh kultur nilai-nilai masyarakat Jawa Barat.

Tanggapan mahasiswa mengenai adanya duta kampus

Pada hari yang sama sekitar pukul 16.00, rekan saya, Gita Auliya, pergi menemui sekumpulan mahasiswa yang sedang duduk di lantai dua gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Di antara mereka, terdapat satu mahasiswa yang bersedia diwawancarai. Mahasiswa tersebut bernama Elya, berasal dari jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2021. Ketika ditanya apakah mengetahui keberadaan duta kampus, ia dengan antusias mengiyakan pertanyaan tersebut. Namun, Elya menjelaskan bahwa ia memang tidak mengajukan diri untuk mendaftar, melainkan hanya sekedar mengetahui kegiatannya saja.

Menurut dirinya pribadi, program duta kampus saat ini sudah tergolong bagus. Terlebih lagi adik tingkatnya di jurusan Ekonomi Pembangunan memang mengikuti program tersebut. Saat itu, Elya sesekali meminta bantuan kepada teman di sebelahnya untuk mengingat nama adik tingkat yang dimaksud. Melalui hal tersebut, ia menyadari bahwa ada mahasiswa yang memang sudah cocok secara penampilan untuk menyandang gelar duta kampus.

Perbincangan dilanjutkan dengan sebuah pertanyaan mengenai seberapa penting duta kampus diadakan. Dengan tegas Elya menjawab bahwa keberadaan duta kampus sangat penting. Menurutnya, duta kampus bisa menjadi perwakilan jika ada kegiatan yang dilaksanakan di dalam kampus Unpas. Selain itu, di luar lingkungan kampus, program duta kampus bisa menjadi ajang personal branding kampus kepada calon mahasiswa baru.

“Kalo dari segi presentasi sih udah cukup 90% karena dengan adanya duta kampus yang ke sekolah-sekolah gitu akan berpeluang besar untuk anak [siswa] agar daftar ke Unpas,” jawab Elya ketika ditanya mengenai keberdampakan duta kampus terhadap Unpas.

 

NIPA RIANTI NUR RIZKI DEWI

GITA AULIYA

Editor: ADINDA MALIKA TRYCAHYANI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *