Bandung, Jumpaonline – Pasar Induk Caringin merupakan salah satu pasar tradisional yang terletak di Babakan Ciparay, Kota Bandung. Pasar tersebut saat ini tengah mengalami masalah penumpukan volume sampah, terjadi semenjak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, mengalami kebakaran pada 19 Agustus 2023 silam. Sehingga, penumpukan sampah yang terlihat di kawasan pasar tersebut menimbulkan keluhan dari berbagai pihak.
Rabbani, salah satu pengunjung, menuturkan bahwa, penumpukan sampah ini cukup membuat resah, terutama ketika terjadi hujan dapat membuat bau dari tumpukan sampahnya menjadi lebih menyengat. Ia menambahkan, harapannya agar permasalahan penumpukan sampah ini bisa segera ditangani dan dibersihkan.
“Menurut saya cukup sangat terganggu, apalagi waktu hujan turun itu baunya lebih kecium, harapannya sih segera bisa ditangani, dan segera dibersihkan saja,” ucapnya saat diwawancarai pada Minggu, 22 Desember 2024.
Ipey, salah satu pedagang, mengutarakan kekecewaannya kepada pihak pengelola yang di mana, saat ia dan pedagang lainnya mesti membayar iuran sampah sebesar Rp 5.000 per lapak, namun hingga saat ini masih belum ada solusi dari permasalahan penumpukan sampah tersebut. Ia menambahkan, hal ini membuat sebagian pembeli merasa tidak nyaman yang berimbas pada turunnya omset penjualan.
“Gak ada gunanya gitu kita bayar, kenyamanan buat pembeli jadi pindah keluar [area pasar],” ujarnya.
Luthfi, salah satu Karyawan Pengelola Pasar Caringin, menyampaikan bahwa, banyak keluhan dari masyarakat sekitar yang merasa tidak nyaman dengan adanya penumpukan sampah. Luthfi menambahkan, kendala yang dialami oleh pihak pengelola pasar saat ini adalah tidak adanya tempat pembuangan, walaupun sebelumnya dari pihak pengelola sendiri sudah melakukan mediasi dengan Pemerintah Daerah setempat, namun hingga saat ini masih belum terlaksana.
“Dari masyarakat sendiri banyak yang ngeluh cuma ya gimana, kita gak bisa buang,” tuturnya.
MOCH. RAFI GUSTIAWAN
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: ADINDA MALIKA TRYCAHYANI