Potret beberapa kios pakaian yang berada di Lantai 1 Mal Internasional Trade Center, Kebon Kalapa, Kota Bandung pada Rabu, 21 Desember 2024. (Khairan Dayoung Dermawan/JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – Internasional Trade Center (ITC) Kebon Kalapa, Kota Bandung adalah tempat perbelanjaan yang menjual pakaian, berbagai kebutuhan dan jasa elektronik seperti onderdill serta tempat servis gawai. Bangunan yang berdiri pada tahun 2002 ini awalnya sering didatangi oleh pengunjung. Namun, seiring berkembangnya zaman, perubahan yang signifikan bagi pedagang di ITC, khususnya pengadaan toko berbasis daring membuat pengunjung mal mengalami penurunan.

Cecep, salah satu pedagang, membenarkan bahwa, semenjak maraknya situs jual beli secara daring di pasaran, pengunjung ITC mulai mengurang secara drastis. Cecep meneruskan, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di ITC masih bisa bertahan saat ini karena mempunyai pelanggan tetap. 

“Alhamdulillah sampai detik sekarang tokonya masih ada kehidupan dibandingkan mal-mal lain [yang mengalami nasib serupa] mungkin, ya. Alhamdulillah masih bisa bertahan sampai detik ini,” jelasnya. 

Di sisi lain, Cecep mengutarakan kekecewaannya saat ia dan pelaku UMKM lainnya di ITC yang sedang berjuang mempertahankan tempat dagangnya dirusak citranya oleh salah satu media. Ia meneruskan, dengan adanya berita tentang sepinya Mal ITC dan memberikan kesan menyeramkan membuat beberapa pengunjung enggan untuk datang ke mal.

Berly, sebagai Ketua Badan Pengawas ITC, menyampaikan bahwa, faktor yang paling mempengaruhi UMKM di Mal ITC sepi adalah karena adanya bisnis secara daring dengan regulasi yang belum jelas. Ia juga menyampaikan, bahwa pemerintah harus melakukan tindakan terkait pengadaan kebijakan tersebut.

“Kalau tidak ada aturan yang baik terkait masalah [regulasi] online maka saya jamin pelaku UMKM di Bandung akan semakin sedikit. Kami juga tetap menjalankan promosi [karena] mau nggak mau kita harus beriringan kemajuan teknologi yaitu online,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa pihak pengelola Mal ITC sedang membenahi diri dalam mempromosikan UMKM-nya agar tidak gulung tikar. Ia juga berharap, dengan adanya pergantian Wali Kota Bandung bisa membuat perubahaan yang baik untuk Mal ITC supaya diperhatikan keberadaan dan kesejahteraan pedagangnya.

Wiwin, salah satu pengunjung, menyampaikan keresahannya mengenaii Mal ITC yang menjadi sepi. Menurutnya, keadaan mal yang sepi ini bisa saja membuat mata pencaharian, khususnya pedagang di Mal ITC hilang karena tidak ada pengunjung yang membeli barang dagangannya. 

“Semoga bisa makin berekembang, bisa semakin lebih baik juga dari bangunan, dari fasilitas dan lain-lain juga. Semakin baik juga buat pemasarannya,” ucapnya.

KHAIRAN DAYOUNG DERMAWAN

Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

Editor: DONI SETIAWAN

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *