![Potret seniman yang sedang berbincang mengenai karya seninya di Pameran Korespondensi Artefak dan Teritorial pada Jumat, 20 Desember 2024 di Kafe Abraham and Smith HQ, Jl. Tamblong Dalam, Kebon Pisang, Kota Bandung (Rafli Ardian/JUMPAONLINE)](http://www.jumpaonline.com/wp-content/uploads/2024/12/20241220_191424-600x338.jpg)
Bandung, Jumpaonline – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia, mengadakan Pameran Karya Seni Cetak Tinggi bertajuk “Korespondensi Artefak dan Teritorial”. Pameran ini berlangsung pada tanggal 20-29 Desember 2024, bertempat di Kafe Abraham and Smith HQ, Jalan Tamblong Dalam, Kebon Pisang, Bandung. Acara ini merupakan tugas akhir mata kuliah Seni Grafis semester tiga yang diikuti sekitar 50 peserta dengan memamerkan karya projek tekstur, album foto, dan kolagraf.
Taris Barikan, Ketua Pelaksana, menjelaskan bahwa, tema yang diusung menyoroti kesan pribadi seniman dengan menghadirkan benda-benda bermakna di dalam karyanya. Ia juga menambahkan, diadakannya acara ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengelola pameran seni rupa yang berskala besar dan termasuk kategori profesional.
“Awalnya ini hanya ingin dipamerkan di kampus saja, cuman setelah dipikir-pikir, karya ini tuh dipamerin aja di luar sekalian sebagai bahan komersial untuk dijual. Di sini juga banyak kolektor yang datang dari Yogyakarta, Jakarta dan Bandung,” jelas Taris.
Aldi Paramaulidansyah, salah satu seniman, menuturkan bahwa, karya yang dipamerkan menggambarkan kegemaran, pengalaman dan kejadian dari persepsi seniman itu sendiri. Ia menambahkan, karya-karya tersebut dituangkan dengan menggambar sebuah barang, pemandangan ataupun orang yang merepresentasikan keterkaitannya dengan seniman.
“Saya menggambarkan karya saya ini gelas, suling dan daun teh sebagai penggambaran saya jika sedang bersantai di waktu senggang dan saya memberinya judul rineh,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, karyanya dibuat menggunakan teknik kolagraf yang cetakannya berasal dari benda-benda sekitar sehingga teksturnya beragam. Selain itu, pengaplikasian warna pun memengaruhi titik fokus dalam mengartikan makna dari para pengamat.
“Karya saya menggambarkan suasana kamar dengan visual pemilihan warnanya yang cenderung colourful, adem ayem seperti tidak ada apa-apa, cuman ada yang bikin titik fokusnya itu dari gambar tali tambang ini menjadi sebuah pertanyaan,” pungkasnya.
RAFLI ARDIAN
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas
Editor: ADINDA MALIKA TRYCAHYANI