Sumber: tamtomo.blogspot.com

Di tanah ini, kami berakar,

Hidup sederhana, penuh kasih,

Di bawah langit, bernaung damai,

Di sini kami beranak-pinak.

 

Namun datanglah kabar bersayap,

Janji manis yang menyimpan duri,

Katanya demi kota impian,

Nyatanya hanya fatamorgana.

 

Jalan-jalan kami dilenyapkan,

Rumah-rumah kami diusir paksa,

Demi menara ambisi menjulang,

Yang hanya milik para dewa uang.

 

Tanah kami jadi emas hitam,

Di mana janji kemakmuran itu?

Kami terlantar, terabaikan,

Sedang mereka menimbun harta tanpa malu.

 

Tangan yang dulu menjabat erat,

Kini menggenggam pedang kekejaman,

Di mana hati nurani mereka?

Saat kami menangis, mereka berpesta.



Lahan janji, berubah bayang,

Kami terhempas dalam sunyi,

Di mana rumah, di mana harapan,

Kami hanya hantu-hantu derita.

 

Wahai pemegang kuasa, dengar ratap kami,

Jangan jadikan kami korban lagi,

Tanah ini warisan nenek moyang,

Bukan untuk memperkaya para tiran.



GITA AULIYA

Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas

Editor: HAIDAR ALI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *