Entah sejak kapan,
Jalan yang dilewati hanya gelap.
Entah sejak kapan,
Kaki bertapak tak beraturan.
Dan entah sejak kapan,
Sang raga kosong sendirian.
Hidupnya ramai.
Banyak yang berbicara,
Banyak yang mendengarkan,
Banyak pula yang hilang.
Ceritanya beragam.
Merasakan kehangatan,
Diberi peluk dan ciuman,
Merasakan kebahagiaan,
Diberi luka yang tidak tersembuhkan.
Apa yang ia rasakan sekarang?
Kehilangan, kesepian, kekosongan,
Ia tetap kebingungan.
Terlalu banyak pertanyaan,
Sedang ia membutuhkan jawaban.
Terlalu bingung ia memikirkan,
Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Mengapa harus cintanya yang hilang?
Mengapa harus ibu yang meninggalkan?
DESTIA ALIFA
Calon Anggota Muda LPM ‘Jumpa’ Unpas