Salah satu kaus yang memuat foto tentang air lindi di TPS Baleendah, yang dipamerkan di pameran berjudul “Potret Sekitar : Sampah?”, pada 26 Oktober 2023. (Rizki Anugrah Kusumah/JUMPAONLINE)
Bandung, Jumpaonline – XR Indonesia berkolaborasi dengan Bandung Bergerak dan Kampoeng Tjibarani mengadakan pameran bertajuk “Potret Sekitar : Sampah?” di Braga, pada 26 Oktober 2023. Pameran yang bertemakan isu darurat sampah di Bandung ini diangkat karena melihat betapa besarnya dampak kondisi TPA Sarimukti terhadap lingkungan sekitar.
Wahyu Dharmawan, pemateri dari Tim Masyarakat Peduli TPA Sarimukti, menyebutkan bahwa kondisi TPA Sarimukti saat ini sangat mengkhawatirkan. Salah satu dampak lanjutan yang ditimbulkan oleh kondisi TPA Sarimukti adalah air lindi. Air lindi ini berasal dari pencampuran antara air dengan berbagai macam sampah.
“Sampah yang dibuang ke TPA itu beragam, ada organiknya, ada anorganiknya, ada B3-nya. Ujung-ujungnya, sampah yang bercampur ini pasti mengandung banyak air. Lalu karena airnya bercampur dengan anorganik, air tersebut cenderung menghasilkan banyak racun dari logam berat yang ada. Air itu yang disebut dengan air lindi,” terangnya.
Ia menambahkan, bahwa air lindi tak semuanya berbahaya, bahkan bisa dimanfaatkan untuk melestarikan lingkungan. Air lindi yang berasal dari sampah organik rumah tangga justru dapat menjadi penyubur tanah. Namun, lain halnya jika air ini sudah tercampur ke TPA Sarimukti.
” Tapi kalau air ini sudah sampai di TPA Sarimukti, lalu bercampur dengan sampah yang lainnya, maka dia berujung menjadi masalah yang disebut bahan beracun berbahaya. Salah satu zat beracun yang bisa kita temukan pada air lindi adalah kadmium, yang bahkan bisa menyebabkan kecacatan pada embrio,” terangnya.
R. Sabila Faza Riana, salah satu pameris, menyebutkan salah satu contoh peristiwa di lain tempat, yakni TPS Baleendah. Baik TPA Sarimukti maupun TPS Baleendah, keduanya memiliki kondisi yang serupa. Ia menjabarkan bahwa lokasi tersebut juga dibanjiri air lindi yang kotor, berbusa, berwarna hitam, dan sangat berbau. Selain itu, ia juga menerangkan sudah seberapa parahnya kondisi TPS Baleendah saat ini.
“Rumahku ada di depan puskesmas Baleendah, di mana itu juga dekat dengan TPS Baleendah. Jadi aku yang setiap hari lewat TPS tersebut melihat kalau di situ sampahnya sudah menggunung, bahkan sampai 3 meter. TPS itu pun bukan murni sampah dari pasar, tapi juga sampah rumah tangga. Sekarang ini, TPS itu ditutup sementara saking penuhnya,” ungkapnya.
Haidar Ali
Editor : Rizky Rahmalita