Tangkapan layar Ira Endah Rohima, dosen program studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan (kanan) dalam webinar yang bertajuk “Mengupas Tuntas Pola Hidup Sehat untuk Menghindari Kecenderungan Permasalahan Gizi Obesitas dan Stunting di Masa Pandemi Covid-19” pada Selasa, 25 Januari 2022. (Dinda Amalia/JUMPAONLINE)
Tangkapan layar Ira Endah Rohima, dosen program studi Teknologi Pangan Universitas Pasundan (kanan) dalam webinar yang bertajuk “Mengupas Tuntas Pola Hidup Sehat untuk Menghindari Kecenderungan Permasalahan Gizi Obesitas dan Stunting di Masa Pandemi Covid-19” pada Selasa, 25 Januari 2022. (Dinda Amalia/JUMPAONLINE)

Nasional, Jumpaonline Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) Fakultas Teknik (FT)  Universitas Pasundan (Unpas) menyelenggarakan webinar dengan tema “Mengupas Tuntas Pola Hidup Sehat untuk Menghindari Kecenderungan Permasalahan Gizi Obesitas dan Stunting di Masa Pandemi Covid-19”. Webinar kali ini menghadirkan dua pemateri yaitu Ira Endah Rohima, S.T., M.Si., dosen program studi Teknologi Pangan Unpas dan dr. L. Arif Firiandri Y. Sp. GK. AIFO – K, dokter spesialis gizi di Edelweiss Hospital dan Melinda 2 Hospital. Webinar yang diselenggarakan pada Senin, 25 Januari 2022 melalui Zoom Meeting ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2022.

Ira Endah Rohima, dosen program studi Teknologi Pangan Unpas mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki permasalahan gizi di dunia. Di antaranya adalah permasalahan mengenai stunting dan obesitas. Ira juga menyebutkan, menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

“Di Indonesia, stunting menjadi masalah yang cukup serius karena cukup tinggi persentasinya,” ungkap Ira.

Menurut Ira, dampak stunting ini tidak hanya memengaruhi pada postur tubuh tetapi juga terdapat pula dampak jangka pendek seperti terganggunya perkembangan otak dan juga dampak panjangnya yaitu berisiko tinggi munculnya penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua.

“Kekurangan gizi di masa sekarang ternyata bukan hanya diperhatikan saat sudah menjadi seorang bayi tetapi saat masih jadi janin, karena stunting ini akumulatif. Oleh karena itu, kita harus mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari stunting ini,” tuturnya.

Selain itu, Arif Firiandri, dokter spesialis gizi menyebutkan, jika obesitas merupakan penumpukkan lemak berlebih yang dapat memengaruhi kesehatan. Menurutnya, perubahan mengonsumsi snack dan fast food yang kandungan gizinya kurang baik juga aktivitas fisik di rumah yang kurang dilakukan menjadi salah satu faktor penyebab obesitas di periode lockdown. Arif uga menuturkan, untuk mengurangi obesitas bisa melakukan diet dan perbaikan gaya hidup seperti stop merokok, kurangi makanan berlemak, olahraga yang teratur, dan jika perlu mengkonsumsi obat untuk mengurangi asupan yang ditimbun dalam tubuh.

“Jaga indeks masa tubuh, hindari makanan/minuman tinggi energi, tidak ada magic food, dan perbanyak aktivitas fisik,” tuturnya.

 

DINDA AMALIA

Calon Anggota Muda LPM `Jumpa` Unpas

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *