Unpas,Jumpaonline – Kami merangkum tanggapan mahasiswa ihwal pelaksanaan perkuliahan jarak jauh. Seperti diketahui, sisa perkuliahan semester genap Universitas Pasundan (Unpas) Tahun Akademik 2019-2020 dilaksanakan dengan mengoptimalkan jaringan internet. Hal tersebut menyusul Surat Edaran (SE) Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dalam upaya mencegah penyebaran Corona Virus Disease.
Menindaklanjuti hal tersebut, berdasar pada SE Nomor 83/Unpas.R/SE/III/2020, Rektorat Unpas kemudian mengedarkan petunjuk teknis perkuliahan daring tertanggal 29 April 2020. Dalam SE tersebut dicantumkan pula prinsip perkuliahan daring, yakni sekaitan dengan distribusi konten perkuliahan, memantau aktivitas mahasiswa, dan menjalin interaksi dengan mahasiswa.
Namun, sejauh manakah prinsip tersebut terlaksana? Kami menghimpun tanggapan mahasiswa selaku yang bersentuhan langsung dengan asas pelaksanaan perkuliahan daring tersebut.
67,4% responden menyatakan bahwa, sistematisasi perkuliahan online dirasakan berjalan dengan baik. Hal tersebut sehubungan dengan sistem situs e-learning tiap fakultas, penyediaan materi oleh dosen dan akses mahasiswa. Meskipun dalam hal pemahaman, 54,3% responden menyatakan mengalami kesulitan.
Selain itu, perlu dicatat juga, 97,8% respon dari 92 penanggap menyatakan, bahwa fasilitas internet merupakan kendala yang dihadapi mahasiswa selama berlangsungnya perkuliahan online. Pendapat tersebut hanya terbagi ke dalam 26,1% respon yang menyatakan setuju dan sisanya, 71,7% menyatakan sangat setuju. Rata-rata responden mengeluhkan stabilitas koneksi dan ketersediaan kuota internet.
Di samping akses internet, jadwal yang tetiba berubah, hingga tugas yang tidak hentinya diberikan adalah keluhan yang diutarakan mayoritas penanggap.
“Susah sinyal, kuota cepet abis, banyak tugas tapi gak paham sama materinya,” keluh Firda Nuridzni, Mahasiswa Pendidikan Matematika 2018 dalam tanggapannya.
Pengharapan kebanyakan mahasiswa tentang kuliah daring yang menyenangkan lenyap begitu dihadapkan dengan kenyataan sebenarnya. Faktanya, mayoritas penanggap mengeluhkan hal yang serupa, yakni tugas kuliah yang membebani.
Menyadur tulisan Kompas bertajuk Apa Kabar Mahasiswa dengan Kuliah Onlinenya?, model kuliah semacam itu ‘hanya mengalihkan perkuliahan tatap muka menjadi pengumpulan tugas secara daring’.
“Ada beberapa dosen yang sama sekali tidak pernah melakulan kuliah sinkron, hanya memberikan materi dan tugas, materi yang diberikan pun tidak lengkap,” ungkap Sarah Nurul, Mahasiswa Teknologi Pangan 2017.
Survei ini dilakukan dengan metode jajak pendapat atau pengumpulan pendapat melalui pengisian formulir secara online. Survei dilakukan tim Jumpaonline selama 13 – 16 Mei 2020 dengan 92 responden yang terbagai menjadi 28 mahasiswa Fakultas Teknik, 21 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 17 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 14 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan 12 mahasiswa Fakultas Ilmu Seni dan Sastra.
LITBANG LPM JUMPA