DO Hanya Kamuflase

Perkara atau persoalan DO adalah persoalan yang sudah cukup klasik dan tak perlu terlalu dirisaukan karena apabila mahasiswa “bertanggung jawab atas merek kemahasiswaannya”, mau belajar, mau peduli terhadap kenyataan yang ada, mau beraktivitas dan mau yang lain-lainnya yang baik, maka DO sebagai alat hukum (alat penghukum) tidak akan menimpa mahasiswa.

Itulah barangkali kesimpulan dari para pejabat dan mahasiswa yang coba kami rangkum.

Pada akhirnya semuanya kembali kepada kita, sudah cukup bertanggungjawablah kita ini ketika mau berangkat ke kampus, dengan tujuan belajar. Belajar tentunya dalam arti luas, tidak hanya menghapal (text book thinking), yang pada akhirnya membawa kampus sebagai menara gading yang terpisah dari realitas dan akibat yang cukup fatal adalah, keterasingan di negeri sendiri. Sekali lagi jawabannya “tidak cukup hanya itu”.

DO sebagai alat Birokrat Kampus, konsekuensi pelaksanaannya harus melihat situasi dan kondisi yang ada, sudah siapkah perangkat yang dibutuhkan, perangkat yang saling mendukung yaitu fasilitas dan sekali lagi fasilitas. Apabila belum maka DO bisa kita katakan hanya sebagai kamuflase diri dari kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang ada.

Kita semua merindukan sebuah sistem pendidikan yang dapat membuka cakrawala kita, kesadaran kita akan keadaan yang nyata, membuka wawasan kita akan kedewasaan sikap kita ke arah proses pencerahan berpikir yang menggerakkannya untuk selalu mencipta dan mencipta manusia yang gelisah akan keilmuaannya.

REDAKSI

Baca versi lengkapnya di bawah ini.

Unduh versi lengkap pdf Tabloid Jumpa edisi 1 di sini.

2 thoughts on “DO Mengancam, Siapkah? | Tabloid Jumpa #1 (1994)”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *