Ke-empat petani wanita menyuarakan tuntutan lewat poster yang di bawanya saat peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung Sate, Bandung, pada Selasa 1 Mei 2018. (M. Faqih Zalfitri Razak/JUMPAONLINE)

Bandung, Jumpaonline – Reforma agraria, menjadi salah satu tuntutan terhadap pemerintah yang disuarakan dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional. Tuntutan tersebut disampaikan oleh Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa Barat. Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung Sate, Bandung, pada Selasa, 1 Mei 2018.

Slamet Riyanto, perwakilan KASBI Jawa Barat mengatakan, 1 Mei merupakan bentuk perjuangan bagi para buruh. Buruh tani khususnya yang berada di Pangalengan, kini tengah mengalami perampasan tanah yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kapitalis.

“Kami (KASBI) memandang tuntutan kami dengan buruh tani itu satu pemahaman, jadi akhirnya kita melakukan aksi bersama hari ini,” ucapnya.

Teddy, perwakilan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) menambahkan, dalam aksi kali ini ia ingin merebut kembali tanah pertanian di Pangalengan yang dikuasai pemerintah. Sebelumnya, mereka pernah melakukan aksi dan menuntut hal yang sama, namun hal tersebut tidak mendapat tanggapan dari pemerintah.

“Sudah pernah demo juga, tapi sampai sekarang masih belum ada respon,” tambahnya.

Saat ini, tanah pertanian yang telah dikelola selama 16 tahun menjadi sumber penghasilan bagi 1500 masyarakat Pangalengan. Anih, salah satu petani Pangalengan mengatakan, tanah yang dikabarkan akan dipergunakan untuk pariwisata dan peternakan ini tidak mendapatkan kompensasi. Ia meminta kepada pemerintah agar lebih memperhatikan rakyat kecil seperti petani.

“Saya hanya minta tanah dipertahankan. Kalau tanah diambil alih nanti saya dan petani lain makan apa?” tegasnya.

DURROTUL  ISTIQOMAH MARDHIYYAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *