Kampusiana, Jumpaonline – Pertandingan cabang olahraga (cabor) bola basket resmi ditiadakan dalam gelaran Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) 63 yang diselenggarakan oleh Koordinator Olahraga Mahasiswa (KOM) Unpas pada Senin, 18 Desember 2023 di Gor Pajajaran Bandung. Peniadaan cabor ini dihentikan sebagai imbas dari insiden kericuhan yang terjadi dalam pertandingan antara tim FH dan tim FT.
Marcelo, atlet bola basket asal FISIP yang berada di lokasi, mengungkapkan bahwa insiden ini dipicu ini oleh beberapa keputusan wasit yang tak adil. Ia mencontohkannya dengan kasus pelanggaran travelling yang dilakukan oleh salah satu atlet asal FH pada quarter tiga. Saat itu, atlet asal FT yang mengajukan keluhan terkait pelanggaran travelling ini malah mendapatkan technical out.
“Selama aku (menekuni-red) basket, harus ada peringatan sebanyak dua kali. Baru bisa kena technical out,” ungkap Marcelo.
Senada dengan Marcelo, Fitria, atlet bola basket putri asal FEB juga berpendapat bahwa insiden yang terjadi dipicu oleh protes terhadap keputusan wasit. Ia menyesalkan keputusan peniadaaan cabor basket dan mengharapkan supaya pertandingan dapat dilanjutkan.
“Saya gak terima, kenapa yang kena jadi semua? Saya gak setuju sih, pasti anak-anak yang lain juga gak setuju. Udah persiapan dari bulan-bulan sebelumnya, lama juga,” keluh Fitria.
Marcelo menyampaikan keluhan dan harapan yang serupa. Ia menghendaki pertandingan untuk dilanjutkan kembali. Ia lantas menyoal juga kritik perihal pemilihan wasit berlisensi A dan B yang harus menjadi perhatian utama.
Merespons kekecewaan para atlet, Muhammad Rizki Maulana, ketua pelaksana POM 63, menyatakan bahwa KOM telah mengusahakan pertandingan untuk tetap berjalan. Namun, wasit menginstruksikan pemberhentian karena alasan keamanan yang juga turut diamini oleh pihak rektorat juga turut menambahkan bahwa keputusan peniadaan ini telah disepakati oleh sejumlah perwakilan BEM fakultas. Ketika disinggung soal jalan tengah yang dapat diambil untuk meredam kekecewaan para atlet, ia menyarankan opsi pengajuan pertandingan ulang kepada pihak rektorat.
“BEM, para ketua BEM, dan KOM harus satu suara untuk berbicara secara langsung pada pihak rektorat bahwa kami ingin melanjutkannya,” ujar Rizki.
Rizki belum bisa memastikan kehadiran cabor basket dalam POM 64. Namun, Fitria selaku atlet yang gagal bertanding dalam POM 63 meminta agar basket tetap dihadirkan.
“Harapan saya sih dilanjutin lagi yah. Tahun depan harus ada lagi juga,” pungkas Fitria.
RIZKY RAHMALITA
Pengurus LPM ‘Jumpa’
Editor: ADINDA MALIKA